REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebuah sekolah di Australia mengizinkan seorang siswa Muslim untuk tidak berjabat tengan dengan wanita. Kebijakan itu sendiri dibuat secara sadar oleh sekolah tersebut.
Kepala Sekolah Hurstville Boys Campus of Georges River College, Sydney, dalam Presentation Day 2016 menyampaikan kepada pada hadirin bahwa beberapa siswa tidak berjabat tangan karena alasan keyakinan. Sebagai gantinya, seperti dilansir The Independent, Ahad (19/2), anak-anak Kelas 7 hingga 10 akan menangkupkan tangan mereka di depan dada sebagai bentuk penghormatan.
Kebijakan ini hadir sebagai respons ajaran Islam dimana sebuah hadis berbunyi, "Lebih baik kepala seorang pria ditusuk dengan jarum dibanding menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya".
Kepada The Australian, juru bicara Departemen Pendidikan NSW menyampaikan sekolah tersebut memiliki aturan yang disepakati dan telah dikonsultasikan dengan para staf, siswa, dan orang tua siswa. Departemen Pendidikan NSW mengategorikan, hal itu sebagai bentuk pengakuan dan penghormatan sekolah terhadap kultur, gaya bahasa, dan latar agama semua siswa. Tujuannya pun untuk menumbuhkan sikap terbuka dan toleran di antara komunitas yang beragam di Australia.
Interpretasi langsung hadis tersebut yang merupakan perkataan, perilaku, dan kebiasaan Rasulullah SAW itu terbilang jarang di Australia. Mufti Utama Australia Ibrahim Abu Mohammed sendiri diketahui biasa berjabat tangan dengan wanita. Pun Mufti Utama Australia sebelumnya, Fehmi Naji El-Imam.
Mantan Sekretaris Dewan Islam Victoria, Kuranda Seyit menilai, hadis tersebut tidak seharusnya diterapkan di lingkungan sekolah. "Para siswa harusnya bisa berjabat tangan dengan guru mereka, kepala sekolah, atau tamu. Beberapa orang mengartikannya terlalu serius," ungkap Seyit.