REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Rabithah Alawiyah, Habib Zein bin Umat Smith, mengungkapkan kesedihan melihat banyaknya dai-dai yang dibenturkan. Terlebih, dai-dai dibentukan hanya karena memiliki perbedaan cara dakwah.
"Sedih kalau ada dai yang dakwahnya terlalu lembut dan terlalu keras dibenturkan," kata Zein saat silaturahim di Kantor Republika, Jum'at (7/2).
Ia menegaskan, dai miliki cara dakwah masing-masing dan tidak boleh dibenturkan. Sebab, hal itu akan membuat umat bingung. Karenanya, Rabithah Alawiyah mendukung dakwah lembut semisal yang dilakukan Habib Luthfi bin Yahya, maupun dakwah tegas semisal yang dilakukan Habib Rizieq Shihab.
Tapi, ia mengingatkan, tidak pernah ada dai-dai yang miliki niat menghancurkan Bhineka Tunggal Ika, karena semua dai pasti akan senantiasa berusaha menjaga kesatuan NKRI yang sudah mutlak. Maka itu, Habib Zein menekankan, Rabithah Alawiyah mengajarkan dakwah yang tidak melupakan akar budayanya.
"Rabithah Alawiyah senantiasa berusaha agar seseorang bisa menegakkan agama tanpa melupakan akarnya," ujar Zein.
Zein menambahkan, Rabithah Alawiyah sendiri bisa dibilang rumah dari habib-habib, yang biasanya memiliki ma'had masing-masing. Mereka yang memiliki ma'had sendiri seperti Habib Jindan, Habib Rizieq, maupun almarhum Habib Munzir dengan Majelis Rasulullah-nya.
"Tapi, Rabithah Alawiyah memiliki semacam company culture, lima pilar, dan lima pilar itu yang akan menjaga kita," kata Zein.