REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE --Memahami Quran adalah keniscayaan bagi setiap Muslim. Namun, kenyataannya banyak Muslim yang mungkin untuk membacanya saja sudah, apalagi memahami isinya. Hal ini wajar karena tidak semua Muslim memiliki dasar pendidikan keagamaan yang memadai.
Untuk menjembatani masalah ini, masyarakat Islam Indonesia di Brisbane (IISB) belum lama ini menyelenggarakan pelatihan Terjemah Quran Mudah (TQM). Pelatihan tersebut digelar di IMCQ Kuraby Hall, Wally Tate Park, Kuraby, Brisbane, Australia.
Pelatihan ini disarikan dari metode Al-Amin yang dikembangkan Dr Ahmad Riawan Amin MSc, penulis buku best seller The Celestial Management. “Pelatihan ini dimaksudkan untuk merangsang orang awam dengan cepat mengerti dasar-dasar agar bisa mengerti bagaimana menterjemah Quran,” papar M. Luthfi Hamidi, dari Divisi Pendidikan IISB dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (16/2/2017).
Lebih lanjut, mahasiswa doktoral bidang keuangan di Griffith University ini, menjelaskan, metode Al-Amin, mudah digunakan karena didisain oleh tokoh yang mengerti efisiensi yang menggunakan prinsip Pareto 80:20. Yakni, mengenal yang 20 persen, untuk bisa menguasai yang 80 persen.
“Jadi mereka tidak diajari nahwu atau shorof, yang perlu bertahun-tahun diajarkan di pesantren, tapi cukup melihat Matrix Ciri, untuk memahami ciri-ciri penting suatu kata, apakah kata benda, kata kerja, atau kata perintah,” jelasnya lagi. “Pembelajarannya mudah, karena untuk setiap perubahan katanya disertai dengan lagu. Jadi mudah diingat dan menyenangkan,” tuturnya.
Sejauh ini, kata Lutfi, pelatihan TQM dilakukan dalam tiga kali kesempatan, setiap akhir pekan, yakni tanggal 5, 12 dan 19 Februari 2017. Masing-masing berdurasi sekitar satu jam lebih.
Lutfi menyebutkan, pelatihan tersebugt diikuti sekitar 20 peserta, di antaranya Presiden IISB Yudi Suharto dan Presiden IMCQ Hamid Mawardi. “Saya senang dengan pelatihan ini. Menunggu satu minggu untuk mengikuti pelatihan selanjutnya, terasa begitu lama,” ungkap Fauzi, salah satu peserta. “Perlu banyak latihan, agar makin mengenal bentuk katanya,” imbuh Gita, teknisi IT sebuah perusahaan makanan global.
Lutfi menjelaskan, IISB mewadahi kegiatan keumatan di Brisbane. Kegiatannya mencangkup pengembangan wawasan keagamaan dari TPA anak-anak, ceramah dan silaturahim antaranggota tiap dua pekan sekali, santunan dan beasiswa untuk anak negeri, dan kegiatan-kegiatan out door untuk keakraban sesama Muslim di Brisbane. Sementara IMCQ, lebih fokus memperjuangkan umat Islam di Queensland agar memiliki masjid sendiri.