Jumat 10 Feb 2017 10:43 WIB

NU dan Muhammadiyah Sepakat tidak Ikut 112

Aksi 112 atau demo pada 11 Februari 2017 (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Aksi 112 atau demo pada 11 Februari 2017 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Organisasi Islam terbesar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah wilayah Bogor, Jawa Barat memilih untuk tetap berada di Bogor. Kedua organisasi Islam ini pun menyatakan tidak ikut dalam aksi 11 Februari 2017 (112) di Jakarta.

Ketua Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Nouval Ramdian, mengatakan, pihaknya telah mengimbau seluruh warga Muhammadiyah untuk menggelar doa bersama daripada turun aksi ke Jakarta. "Kami sudah mengimbau seluruh warga Muhammadiyah agar menggelar doa bersama di pondok pesantren dan masjid terdekat di rumah masing-masing," katanya, Jumat (10/2).

Dia mengatakan, imbauan ini sesuai dengan arahan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang disampaikan oleh Prof Haedar Nasir yang mengingatkan seluruh warga Muhammadiyah di daerah untuk menggelar doa bersama di wilayah masing-masing. "Warga Muhammadiyah di daerah juga diimbau untuk menjaga kondusifitas dan menahan diri tidak ikut berangkat ke Jakarta dalam aksi 112. Kita sepakat tidak ingin menggagu ketertiban warga di Jakarta," kata Nouval.

Senada dengan Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kota Bogor, Rahmat Imron Hidayat yang juga telah menginstruksikan seluruh kander Anshor, Banser serta para santri Nahdlatul Ulama agar tidak ikut dalam aksi turun ke Jakarta Sabtu (11/2) nanti.

"Sesuai dengan instruksi KH Ma'ruf Amin pada acara silaturahim dan halaqoh Kebangsaan di Banten, yang dihadiri Kapolri (Jenderal Polisi Tito Karnavian) dan Panglima TNI (Jenderal Gatot Nurmantyo) di Banten kemarin, meminta seluruh warga NU agar tidak turun dalam aksi massa di Jakarta 112 nanti," katanya.

Rahmat menilai, aksi 112 yang digagas Forum Umat Islam (FUI) syarat dengan kepentingan politik, karena sudah mendekati masa pemilihan di DKI Jakarta. "Jika penyampaian aspirasi sudah ditunggangi hal politik, ini sudah tidak sehat, dan ini yang kita khawatirkan. Jadi tidak perlu membuang energi kita hanya terkonsentrasi pada Pilkada DKI," katanya.

Menurut dia, dinamika politik menjelang masa Pilkada hendaknya jangan sampai memecah belah persatuan bangsa, tetapi harus menyatukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement