Ahad 05 Feb 2017 12:20 WIB

Persaudaraan Bangsa tak Boleh Terganggu Suhu Politik

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri Perayaan Hari Raya Tahun Baru Imlek Nasional 2568 Kongzili/2017 M yang diselenggarakan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) di TMII, Jakarta. Menag berharap, persaudaraan sesama warga negara dan bangsa yang telah terjalin lama, tidak terganggu oleh suhu politik di Tanah Air yang memanas menjelang pilkada serentak.

"Rasa persaudaraan antaRkita tidak boleh dirusak oleh ulah sekelompok orang yang ingin memecah belah warga bangsa." pesannya, Sabtu (4/2).

Lukman mengajak, semua pihak untuk dapat menahan diri, tetap saling menghargai perbedaan, merawat kebinnekaan, serta menjaga persatuan dan kesatuan. Menurutnya, setiap orang harus dapat mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan.

"Mari, kita semua menjadi penyejuk bagi orang sekitar. Mari kita redam isu-isu yang dapat menimbulkan fitnah, provokasi dan kebencian," ujarnya.

Persatuan Indonesia, kata Lukman, tidak boleh goyah hanya oleh provokasi dan hasutan. Karenanya, kewaspadaan terhadap hoax dan provokasi, terutama di medsos, harus ditingkatkan agar masyarakat tidak terseret dalam perpecahan yang berkepanjangan.

"Saya menilai, tema: Junzi Lambat Bicara Tangkas Bekerja, sangat sesuai dengan kondisi bangsa saat ini yang memerlukan kerja nyata, bukan hanya bicara. Tema ini mengingatkan kita kepada kebiasaan para leluhur. Mereka terlihat pendiam, bukan karena tak pandai bicara, melainkan karena amat bertanggungjawab dan berhati hati," katanya.

"Para pendahulu sadar betul, setiap perkataan harus dibuktikan dan dipertanggungjawabkan sehingga setiap kata yang terucap, selalu ditimbang lebih dulu, apakah bisa melaksanakannya. Bagi seorang pemimpin, kata adalah janji sekaligus bukti," ujarnyanya.

Seorang Junzi, lanjut Menag, adalah cermin orang beriman dan luhur budi, sangat mengutamakan kerja, bukan kata. Seorang Junzi tidak berani menunda tugas dan kewajibannya. Ia berkata jujur dan dapat dipercaya. Junzi mengingatkan pada semangat kerja keras yang dilandasi nilai kebajikan, peduli pada sesama umat manusia, serta berbakti kepada bangsa dan negara.

"Mari bekerja sama, gotong royong, saling membantu, saling menguatkan, tidak saling menafikan atau menjatuhkan. Spirit ajaran Konghucu mengingatkan: Bila ingin maju, maka bantulah orang lain maju. Dengan demikian, harapan Bangsa Indonesia yang kuat, makmur dan bersumberdaya, mampu menjadi kenyataan," ucap Menag.

Ketua Matakin Uung Sendana mengatakan, kondisi Bangsa Indonesia akhir-akhir ini kurang menggembirakan. Kondisi ini menuntut semua pihak untuk lebih giat dan terus menjaga kerukunan, agar selalu harmonis, adil, sejahtera dan bahagia.

"Kita harus bersyukur, Bangsa kita diberi anugerah SDA yang melimpah, dengan etnis, ras, dan agama yang beranekaragam. Kita harus tekankan satu Bangsa, bahwa Persatuan adalah anugerah dari Tuhan yang harus kita jaga sekuat tenaga. Mari, kita wujudkan cita-cita para pendiri Bangsa untuk menjayakan Nusantara," ujar Uung.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua MPR RI, Plt Gubernur Jakarta, Ketua ICMI Jimly Assidiqie, Agum Gumelar, Kepala BKKBN, dan lainnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement