Jumat 03 Feb 2017 15:22 WIB

Empat Virus Kemelaratan

Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika
Kemiskinan, ilustrasi

Oleh: Hasan Basri Tanjung

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pesan terindah Alquran untuk umat Islam adalah tuntunan agar penuh kesungguhan dalam meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Doa terbaik yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, yakni "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka." (QS [2]: 201).

Sejatinya, tidak seorang pun manusia yang ingin hidup melarat, meskipun sering kali melalui jalan-jalan menuju kemelaratan. Sama halnya dengan seseorang yang mengharapkan surga, tetapi menempuh jalan ke neraka. Ia bermohon kebaikan dan ketenangan, tetapi melakukan keburukan dan kedurhakaan. Ada empat virus dan sumber kemelaratan dalam hidup ini.

Pertama, kemiskinan. Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan miskin, yakni tidak punya apa-apa walau sehelai benang pun. Lahir sebagai orang miskin atau orang kaya itu bukan pilihan dan bukan pula sesuatu yang ditakdirkan. Menjadi orang miskin pun bukan kehinaan, begitu juga menjadi orang berada bukanlah kemuliaan (QS [89]: 15-18).

Namun, bekerja keras mengubah nasib dan keluar dari lingkaran kemiskinan adalah keniscayaan untuk meraih karunia yang dianugerahkan Ilahi (QS [28]: 77). Prof Qurasih Shihab dalam Wawasan Alquran menyebutkan, penyebab kemiskinan adalah sikap berdiam diri, enggan atau tidak dapat bergerak dan berusaha. Keengganan berusaha adalah penganiayaan terhadap diri sendiri (kezaliman).

Kedua, kebodohan. Sama halnya dengan kemiskinan, setiap manusia juga dilahirkan bodoh, yakni tidak tahu apa-apa (QS [16]: 78). Lalu diberikan pendengaran, penglihatan, dan hati sebagai modal untuk menggapai kejayaan.

Agama menyuruh kita menuntut ilmu agar terangkat derajat dan hidup dalam kemudahan (QS [58]: 11). Bagi penuntut ilmu diberikan ganjaran sebagai jihad fii sabilillah (HR Muslim). Tidak satu pun amal perbuatan yang tidak memerlukan ilmu. Tanpa ilmu, amal ibadah yang tulus pun tidak diterima oleh Allah SWT.

Ketiga, kemalasan. Betapa melaratnya hidup orang miskin, bodoh, dan malas. Manusia dilahirkan miskin dan bodoh, tetapi tidak dilahirkan malas. Orang miskin bisa menjadi kaya jika ia berusaha keras. Orang bodoh juga bisa menjadi pintar jika ia belajar sungguh-sunguh. Namun, orang malas tidak bisa menjadi apa-apa. Nabi SAW mengajarkan sebuah doa, yakni A'udzubika min ajzi wal kasali. Artinya, "Aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas." (HR Abu Daud).

Keempat, kemusyrikan. Perkara yang paling berbahaya dalam kehidupan seorang Muslim adalah syirik, yakni menyekutukan Allah SWT. Hakikat Islam itu tauhid, yakni mengesakan Allah dengan ikrar Laa ilaaha illa Allah (tiada tuhan selain Allah). Jika kemiskinan adalah sikap mental, kebodohan adalah ketiadaan ilmu pengetahuan, kemalasan sebagai penyakit yang melumpuhkan, dan kemusyrikan akan menggelapkan hati dari cahaya iman.

Ia menyembah, meminta rezeki, pertolongan, dan perlindungan kepada selain Allah SWT. Syirik adalah kezaliman yang paling besar (QS [31]: 13). Kelak, orang beriman dan beramal saleh, tetapi syirik dalam ibadahnya tidak bisa bertemu Allah SWT (QS [18]: 110). Sebab, ia telah mengkhianati perjanjian primordial di alam roh yang hanya akan menyembah Allah SWT. (QS [7]: 172). Allahu a'lam bish-shawab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement