Kamis 02 Feb 2017 20:02 WIB

Bertemu Wapres, MER-C Bahas Kelanjutan Pembangunan RS di Myanmar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Pertemuan MER-C dengan Wapres membicarakan tindak lanjut program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di wilayah konflik Rakhine State, Myanmar.
Foto: MERC
Pertemuan MER-C dengan Wapres membicarakan tindak lanjut program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di wilayah konflik Rakhine State, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan MER-C memenuhi panggilan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, M. Jusuf Kalla, Kamis (2/2). Pertemuan MER-C dengan Wapres membicarakan tindak lanjut program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di wilayah konflik Rakhine State, Myanmar.

Tim MER-C dipimpin oleh dr. Sarbini Abdul Murad selaku Presidium didampingi 3 orang relawan lainnya, yaitu drs. Ichsan Thalib selaku Pimpinan Proyek RSI Myanmar, dr. Arief Rachman selaku Presidium dan Wakil Pimpinan Proyek RSI Myanmar dan M. Cahyo selaku Divisi Konstruksi. Di kantor Wakil Presiden RI dibicarakan  empat alternatif disain RS sudah dipersiapkan oleh Tim MER-C kepada Wakil Presiden RI.

“Kami dipanggil oleh Wakil Presiden Republik Indonesia untuk mendiskusikan secara detail rencana pembangunan rumah sakit bersama, RS Indonesia di Myanmar. Hal ini setelah Wapres menerima surat dari Deplu Myanmar untuk merealisasikan pertemuan Wapres RI dengan Presiden Myanmar di Mongolia ketika pertemuan KTT ASEM beberapa waktu lalu," kata Sarbini Abdul Murad usai menghadiri pertemuan.

Selain MER-C, turut hadir juga perwakilan dari PMI (Palang Merah Indonesia). Pada pertemuan ini Wapres berharap agar dalam jangka waktu satu tahun ke depan RS Indonesia di Myanmar bisa berdiri. Wapres RI melalui PMI akan menyediakan dana sebesar Rp 10 Milyar sebagai dana awal pembangunan dari sekitar Rp 30 Milyar total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan, pengadaan alat kesehatan, dan kebutuhan RS lainnya.

“Sisanya nanti akan kita cari bersama, MER-C, PMI dan Pemerintah,” ujar Sarbini.

Sarbini berharap pertemuan dengan Wapres ini, semoga RSI di Myanmar bisa segera terwujud. Di Rakhine State sudah ada sekolah Indonesia, kemudian akan ada Rumah Sakit Indonesia.

"Rumah Sakit ini adalah satu tempat pertemuan banyak orang yang mudah-mudahan interaksi antara dua golongan ini bisa menjadi pendekatan-pendekatan yang lebih baik untuk menuju perdamaian,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement