Kamis 26 Jan 2017 16:18 WIB

Zakat Berpotensi Dukung Pembangunan Berkelanjutan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Zakat
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menilai zakat berpotensi menjadi sumber daya alternatif untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Zakat juga sebagai sumber daya filantropi yang paling potensial di Indonesia.

“Kami mengajak gerakan zakat di Indonesia untuk menempatkan poin tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals sebagai cara pandang alternatif dalam mengukur dan memandu program-program pemberdayaan zakat," kata Anggota Baznas, Ir. Nana Mintarti kepada Republika.co.id dalam acara Philantropy Learning Forum 13 di Menara Thamrin, Jakarta pada Kamis (26/1).

Nana menjelaskan, kerangka berpikir alternatif tersebut diperlukan karena SDGs telah menjadi kesepakatan bangsa-bangsa untuk diterapkan hingga akhir 2030. Berbagai program pendayagunaan yang dilakukan Baznas dan lembaga-lembaga zakat di Indonesia sudah terdapat dalam 17 kerangka SDGs.

Terutama masalah kemiskinan. Hingga saat ini program-program zakat sebagian besar menyasar pada pengentasan kemiskinan. Sebab kemiskinan merupakan asnaf (golongan yang berhak menerima) zakat terbesar. Ia menjelaskan, Baznas memandang SDGs sebagai alat untuk mewujudkan kemajuan Indonesia yang selaras dengan visi.

"Yaitu menyejahterakan mustahik, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mendorong kesehatan masyarakat dan seluruh aspek lainnya dalam pemberdayaan mustahik," ujarnya.

Dikatakan Nana, Baznas sendiri telah berkomitmen menjadikan seluruh program pengembangan mustahik dapat diukur sebagai keberhasilan SDGs di Indonesia. Komitmen tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) dalam high level side event Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) di New York pada September tahun lalu. Tujuannya, untuk menggemakan semangat SDGs dalam gerakan zakat.

Berdasarkan data Baznas 2015, menunjukkan potensi zakat Indonesia mencapai Rp 286 triliun. Sementara, jumlah zakat yang berhasil dihimpun pada tahun 2015 mencapai Rp 3,6 triliun. Bahkan, dikatakan Nana, jumlah organisasi pengelola zakat juga mengalami peningkatan dan perkembangan yang lebih pesat dibanding lembaga filantropi lainnya.

"Karena itu, Baznas dan Filantropi Indonesia mengajak pegiat dan pengelola organisasi zakat untuk mendukung pencapaian target dan tujuan SDGs," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement