Rabu 25 Jan 2017 11:13 WIB

Kemenag Gorontalo Bahas Radikalisme Bersama Organisasi Keagamaan

Brimob Polda Gorontalo berlindung dari serangan pengunjuk rasa pada simulasi pengamanan (Ilustrasi)
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Brimob Polda Gorontalo berlindung dari serangan pengunjuk rasa pada simulasi pengamanan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Gorontalo membahas paham-paham radikalisme yang bisa saja masuk di daerah itu. Beberapa organisasi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dilibatkan dalam pembahasan ini.

Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Kantor Kemenag Gorontalo Sabhara Karim Ngou mengatakan, di Gorontalo belum ada yang terdeteksi paham radikalisme, namun ia mengaku selalu waspada dan tidak bisa lengah. "Untuk itu kami menggandeng organisasi keagamaan, karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Pendekatan agama sangat kami harapkan untuk membendung lahirnya paham radikalisme," katanya, Rabu (25/1).

Menurut Sabhara, Gorontalo adalah daerah paling aman di Indonesia terkait paham radikal itu. Karena masyarakat cenderung mengikuti kebudayaan yang bersifat gotong royong yang terbukti ampuh mencegah masuknya paham radikal.

Tokoh NU Ridwan Tohopi mengaku, selalu menerapkan pemahaman keberagaman dengan mengedepankan toleransi dan menolak segala macam bentuk kekerasan bagi anggotanya. "Gorontalo adalah daerah dengan julukan "Serambi Madinah". Di sini sulit berkembang paham radikalisme yang bisa memecah bangsa. Kami sukanya damai," ungkapnya.

Sementara tokoh Muhammadiyah Rizan Adam mengatakan, selalu mendorong umatnya, khususnya di Gorontalo untuk berlomba-lomba pada kebaikan, agar tidak terperangkap pada organisasi radikalisme yang berhubungan dengan intoleran.

Penyampaian itu juga selalu diucapkan pada kegiatan dakwah. Tahun ini dakwah seperti itu akan mulai digalakan pada dua kabupaten, yakni Pohuwato dan Boalemo

"Kita mengajak warga Muhammadiyah untuk selalu mengedepankan toleransi agar daerah Gorontalo tetap aman dan nyaman ditinggali," katanya.

Tokoh FKUB Rasyid Kamaru juga mengatakan, hidup berdampingan itu sangat nyaman. Karena itu juga pernah di dicontohkan Nabi Muhammad saat membangun Kota Madinah. Dia juga mengajak seluruh umat agar menerapkan empat pilar kebangsaan. Yakni Undang-undang 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tungal Ika, agar tercipta damai di Gorontalo.

"Muslim sebagai agama mayoritas di Gorontalo, selalu menjamin toleransi bagi umat lain untuk menjalankan ibadah keagamaannya dengan aman dan damai," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement