Ahad 15 Jan 2017 21:21 WIB

Nasyiatul Aisyiyah Gelar Workshop Parenting Anak Berkebutuhan Khusus

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Agung Sasongko
Seorang anak austisme sedang belajar di Mumbai, India. April adalah bulan kesadaran gangguan autisme sedunia.
Foto: EPA
Seorang anak austisme sedang belajar di Mumbai, India. April adalah bulan kesadaran gangguan autisme sedunia.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Guna meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pola pengasuhan anak berkebutuhan khusus (ABK), Nasyiatul Aisyiyah Yogyakarta menggelar workshop parenting anak autis. Acara yang diselenggarakan di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro Yogyakarta ini berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu (14/1) dan Ahad (15/1).

Wakil Ketua Nasyiatul Aisyiyah Kota Yogyakarta, Anisa Khoiriyah menyampaikan, acara ini dilaksanakan untuk memberi pemahaman agar orang tua dan guru mampu menerapkan pengasuhan islami pada anak-anak autis. “Ini sebagai salah satu upaya kami untuk mengawal pendidikan anak berkebutuhan khusus,” katanya saat membuka acara, kemarin.

Adapun peserta yang ikut dalam kegiatan kali ini berasal dari berbagai daerah, termasuk luar DIY. Mereka terdiri dari berbagai elemen masyarakat, meliputi orang tua ABK, guru pendamping anak autis, dan mahasiswa.

Anisa berharap, melalui kegiatan ini, peserta dapat menambah kapasitas keilmuan dan kemampuannya dalam menjalankan aktivitas pengasuhan pada anak autis. “Semoga peserta, pendidik dan orang tua memperoleh manfaat dari kegiatan ini,” tutur Anisa.

Sementara itu, Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Yogyakarta, Tri Krirana Muslidatun yang turut hadir menyampaikan, kegiatan workshop ini sangat dibutuhkan. Pasalnya saat ini keberadaan anak autis cukup banyak.

“Autis ini bukan penyakit. Hanya saja proses tumbuh kembang anak berbeda. Dia mengalami gangguan jaringan otak sehingga berakibat pada pola interaksi sosial yang berbeda. Jadi yang bereda hanya pola komunikasinya saja,” ujar Tri.

Meski demikian ia meyakini anak autis tetap dapat menjalani kehidupan secara mandiri. Asalkan diberi pendampingan yang tepat. Menurutnya, pola pengasuhan yang paling tepat untuk diterapkan pada anak autis adalah melalui pendekatan keimanan. Sebab anak autis cenderung memiliki ruang kehidupan yang bersifat abstrak.

Ia berharap, setelah mengikuti workshop ini, para peserta mampu menyelamatkan anak autis di lingkungannya masing-masing. Karena selama ini, masyarakat umum cenderung menyudutkan anak-anak autis, dan malah tidak memberi ruang pada mereka untuk berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement