Ahad 08 Jan 2017 17:22 WIB

Dari Mengajak Shalawat Hingga Nasihat Murid TPQ Darmowiyoto Solo

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agus Yulianto
Masyarakat  berzikir dan bershalawat. (Ilustrasi)
Foto: ROL/Damanhuri Zuhri
Masyarakat berzikir dan bershalawat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Gendang ditabuh, sekelompok anak berusia delapan tahunan, mulai membuka buku berisi sejumlah bacaan shalawat. Mengenakan busana serba putih dengan rompi biru dan merah muda, mereka duduk rapi bershaf. Duduk di atas tikar plastik sederhana. Menghadap ke arah orang-orang yang berlalu lalang di Car Free Day Jalan Slamet Riyadi.

Sesaat kemudian, Ahmadi (47 tahun) membaca basmalah. Sebagai pembuka, sekaligus sebagai aba-aba kepada anak didiknya untuk memulai melantunkan shalawat. Meski tanpa pengeras suara, lantuan shalawat murid-murid Taman Pendidikan Alquran Darmowiyoto, Nusukan, Banjarsari itu jelas terdengar.

Merdunya lantunan shalawat dengan ketukan nada dari tiga buah gendang yang ditabuh tiga orang murid, sontak menghipnotis sejumlah warga yang lalu lalang untuk sejenak berhenti, menyaksikan, dan mengikuti beberapa bait shalawat yang dibacakan. Bait-bait shalawat seperti shalawat badar, shalawat nariyah, shalawat tibbil qulub, dan lainnya dibaca beruntun.

 

Kata Ahmadi, kegiatan itu semata-mata dilakukan untuk mengingatkan umat Muslim di Solo yang tengah melakukan olahraga di Car Free Day untuk senantiasa membaca shalawat. "Shalawat itu amal ibadah yang bisa dilakukan kapan pun, sedang melakukan kegiatan apapun, juga olah raga. Shalawat menjadi tanda Muslim mencitai nabinya," ujar Ahmadi, guru TPQ Darmowiyoto pada Ahad (8/1) pagi.  

Ahmadi dan murid-muridnya ingin memotivasi umat Muslim Solo untuk melantunkan shalawat. Terlebih menjadi keprihatinannya, dewasa kini, masyarakat lebih sering mendendangkan lagu-lagu seperti pop, rock, dangdut dan lainnya. Di lain sisi tak hafal shalawat. Sekalipun hafal, kata dia, jarang dilantunkan.

"Tak masalah hafal nyanyi ini itu, tapi hafal juga shalawat dan sering membacanya. Saya ingin tunjukan, bahwa yang kecil saja mampu menunjukan cinta pada Rasulnya dengan shalawat, kenapa yang sudah berumur tidak," ungkapnya.

Dia sangat yakin dengan keberkahan kala seseorang membaca shalawat, tentang pahala, dan ketenangan jiwa. Apalagi, Allah SWT pun bershalawat atas Nabi. Kata Ahmadi, orang yang sering membaca shalawat diliputi kedamaian jiwa dan kebaikan dalam menjalani hidup.

"Warganya sering bershalawat, insya Allah kotanya aman, tidak terjadi huru-hara. Solo kan kota shalawat, maka mari umat Muslim di Solo harus rajin-rajin bershalawat," katanya.

Sementara saat waktu jeda bershalawat, seorang murid berdiri. Dia kemudian berjalan maju dan menghadap teman-temannya. Dialah Almira Anggun Ashara, seorang murid yang dikenal teman-temannya memiliki keterampilan membacakan puisi dan membawakan ceramah dengan baik.  

Dalam kesempatan itu, dengan penuh percaya diri, Almira yang sudah berkali-kali memenagkan ajang lomba dai cilik dan puisi di Solo menyampaikan sekilas nasihat. Nasihat untuk teman-temannya, untuk umat Muslim, untuk warga Solo terutama yang berolahraga pagi itu. Nasihat tentang kejujuran.

"Sesungguhnya kejujuran itu budi pekerti yang sangat kuat. Kejujuran tanda keimanan dan kesucian jiwa, menunjukan keindahan sifat dan ketinggian moral. Jujur membentuk kita cinta kepada Allah. Menghias diri dengan kejujuran adalah keutamaan, dan melepaskan diri dari kejujuran adalah kehinaan. Pengusaha sukses, karena jujur. Pekerja berhasil, karena jujur. Pedagang raih untung, karena jujur. Pelajar sukses pun karena jujur. Namun bila jujur telah lenyap, datanglah kebohongan, lalu timbul munafik, penipu, kianat, dan mengingkari janji," begitu petikan nasihat Almira, murid TPQ Darmowiyoto yang berusia delapan tahun. Andrian Saputra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement