Sabtu 07 Jan 2017 16:55 WIB

Umat Islam Wajib Lahirkan Ulama Hakiki

Rep: Heri Ruslan/ Red: Agung Sasongko
Ulama. Ilustrasi
Foto: .
Ulama. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya sebagian dari mengagungkan Allah adalah; memuliakan orang tua Muslim, memuliakan hafiz Alquran yang tak melewati batas dan memuliakan pemimpin yang adil.'' (HR Abu Dawud). Bahkan, Rasulullah SAW menyatakan, mereka yang tak memuliakan alim ulama bukanlah bagian dari umatnya.

''Bukan termasuk umatku orang yang tak menghormati orang tua, tidak menyayangi anak-anak dan tidak memuliakan alim ulama.'' (HR Ahmad, Thabrani, Hakim).  Dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW sempat mengkhawatirkan tiga hal yang akan terjadi pada umatnya.  '

'Aku tidak mengkhawatirkan umatku kecuali tiga hal,'' sabda Rasulullah.

''Pertama, keduniaan berlimpah, sehingga manusia saling mendengki. Kedua, orang-orang jahil yang berusaha menafsirkan Alquran dan mencari-cari ta'wilnya, padahal tak ada yang mengetahui ta'wilnya kecuali Allah. Ketiga, alim ulama ditelantarkan dan tidak akan dipedulikan oleh umatku.'' (HR Thabrani). 

''Dewasa ini, berbagai ucapan buruk telah dilontarkan kepada alim ulama,'' papar Syekh al-Kandahlawi.  Untuk itu, papar dia, umat perlu berhati-hati dalam membicarakan ulama. ''Jika di dunia ini tidak ada alim ulama yang benar dan jujur dan yang ada hanyalah orang-orang jahil dan ulama suu', kita tetap tak boleh menuduh seorang ulama itu suu' hanya berdasarkan ucapan orang.''

Menurutnya, seluruh Muslim  di dunia wajib mewujudkan masyarakat Islam yang dapat melahirkan alim ulama yang hakiki. Sebab, keberadaan ulama di tengah-tengah umat merupakan fardu kifayah.

''Apabila suatu jamaah sudah mewujudkannya, maka tuntutan hukum darfu gugur dari semuanya. Jika kita lalaikan usaha mewujudkan ulama yang hakiki, maka kita semua bedosa,'' papar al-Kandahlawi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement