REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Arifin Ilham menyampaikan, dunia bukan tempat abadi manusia, apalagi usia makin berkurang. Ia menyatakan, saat sakaratul maut, manusia berharap dapat kembali ke muka bumi walau sedetik pun.
Manusia akan hidup di akhirat selama-lamanya. Sehingga, dengan hidup di dunia yang sebentar, bagaimana mungkin bisa main-main karena kesempatan tiap detik tidak pernah berulang.
"Ibadah yang bisa dilakukan setiap detik adalah zikir. Ada ibadah pekanan yaitu Shalat Jumat, harian shalat fardu. Setiap detik, setiap nafas kita bisa berzikir," ucap Arifin dalam Dzikir Nasional, di Masjid At -Tin, Jakarta, Sabtu (31/12).
Menurutnya, karakteristik utama seorang mukmin adalah sesuatu yang mebahayakan dirinya, semua ditinggalkan demi kemuliaan dan keselamatan di akhirat. Bagi seorang mukmin, di hatinya ada akhirat, sementara di matanya ada kematian.
Arifin Ilham menegaskan, kemuliaan seorang Muslim adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermakna bagi dirinya. Tidak ada waktu untuk main-main, berleha-leha. "Janganlah maksiat, makruh dan mubah saja dijauhi," tuturnya.
Ia menambahkan, isi hati seorang mukmin selalu meminta maaf, ibadah, amal shaleh, dakwah, yang ujung-ujungnya muhasabah diri. Karena manusia semakin dekat dengan jadwal kematian dan bercita-cita meninggal khusnul khatimah. "Gagal ketika akhir hayat, maka akan menjadi bencana," pesannya.
Bahkan, Arifin menuturkan, Rasulullah saja sebagai hamba yang paling dekat dengan Allah, bertobat dan minta ampun lebih dari 70 kali setiap hari. Ia menilai, kalau Allah mencitai hambanya yang bertaubat, maka dikaruniai dengan kesenangan istighfar.
"Inilah indahnya pribadi yang istighfar. Kalau seseorang diampuni oleh Allah, maka dihijrahkan hidupnya," katanya.