Jumat 30 Dec 2016 19:11 WIB

Jaga Masyarakat dari Dampak Negatif Medsos

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Di era serba digital hari ini, media sosial jadi medium cepat dan murah menyebarkan aneka informasi. Menteri Agama meminta jajarannya menjaga masyarakat dari dampak negatif media sosial dengan tidak ikut menyebarkan informasi yang sumbernya tak jelas.

Mengawali pembinaan mental di lingkungan Inspektorat Jendelak Kemenag di Masjid Al Munir Kompleks Itjen Kemenag di Jakarta, pada Jumat (30/12), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mewanti-wanti, bahwa di era digital, seperti hari ini, generasi mudanya tidak bisa dipisahkan dari revolusi teknologi informasi. Untuk itu, kata dia, jajaran Kemenag jadi bagian yang menjaga agar masyarakat agar tidak jauh terjerumus dalam dampak negatif sosial media.

Mengutip hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Lukman menyampaikan, Rasulullah pernah mengatakan, "bisa tergolong berbohong bahkan berdosa ketika satu orang mengatakan semua hal yang ia dengar". Menceritakan semua yang didengar saja bisa masuk kategori berdosa, apalagi kalau mendengar informasi tidak jelas lalu menyampaikannya lagi pada orang lain.

"Kalau ada postingan tidak jelas, hentikan. Jangan jadi bagian yang ikut menyebarkan hal tidak jelas sehingga kita jadi bagian yang mewarnai bangsa ini dengan aura positif," ungkap Lukman.

"Kecuali kalau kita yakin kebenaran isinya. Untuk meyakini itu, tentu harus tabayyun seperti yang diajarkan Rasulullah".

Pembinaan mental di lingkungan Kemenag sendiri, Lukman nilai, antara perlu dan tidak. Perlu karena aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kemenag juga manusia, manusia itu bisa lupa dan lalai. Di sisi lain, tiap hari ASN Kemenag mengurusi agama, rasanya tidak ada lagi yang perlu dibina. "ASN Kemenag sedikit banyak tahu nilai agama, apalagi soal apa yang harus dan tidak dilakukan," katanya.

Tapi, Lukman mengapresiasi, pembinaan mental yang dilakukan satker internal Kemenag termasuk oleh Itjen mengingat ASN Kemenag juga manusia yang pasti khilaf. "Kita harus terus diingatkan. Forum ini tidak hanya jaga ritme agar aneka regulasi semua bisa dijaga, tapi agar ASN Kemenag bisa jadi contoh, apalagi Itjen," kata Lukman.

Inspektur Jenderal Kementerian Agama M Jasin mengatakan, pembinaan di internal Itjen Kemenag dilakukan dua kali setahun, di awal dan di akhir tahun. Di akhir tahun 2016 ini, kegiatan pembinaan mental dilakukan sekaligus memperingati Maulid Nabi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement