Kamis 29 Dec 2016 12:51 WIB

Om Telolet Om Vs Om Shalawat Om

Ribuan umat Islam bershalawat. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Ribuan umat Islam bershalawat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BELITAR -- Om telolet om. Seperti halnya di kota-kota lain, kalimat itu juga sedang booming di Kota Blitar. Namun, di kalangan penyuluh agama Islam di kota ini, kalimat yang masih menimbulkan pro dan kontra itu, justru menjadi hal yang positif 100 persen. Betapa tidak, dengan kreativitasnya, para penyuluh agama itu mengubahnya menjadi kalimat 'om shalawat om'.

"Maknanya menjadi berubah dan menjadi ajakan ke arah yang lebih positif," kata Fata Anshori, pegawai pada Bimas Islam Kankemenag Kota Blitar, kemarin, usai mengikuti acara monitoring dan evaluasi pada penyuluh agama non pns bersama H Masrur Kasi Bimas Islam.

Namun, kata Fata Anshori, terkait dengan fenomena om telolet om yang muncul bebarengan dengan libur sekolah dan peringatan maulid nabi ini, kkhususnya di kalangan para penyuluh Agama Islam, telah beralih fungsi. Meskipun masih sama-sama untuk menciptakan keriangan, keceriaan dan menumbuhkan rasa cinta di hati warga masyarakat.

"Di Kota Blitar om telolet om telah diubah menjadi om shalawat om oleh para penyuluh agama Islam," katanya. Dan jargon ini terbukti ampuh untuk meramaikan masjid-masjid, mushala, majelis taklim serta kelompok-kelompok binaan masyarakat yang tengah mengadakan kegiatan peringatan Maulid Nabi.

"Merujuk pada om telolet om, nyata jargon om shalawat om cukup efektif untuk mengajak memperbanyak shalawat," tandasnya.

Oleh sebab itu, H Masrur mengapresiasi jajaran penyuluh agamanya atas kepekaan dan kreatifitas mereka di lapangan sehingga kegiatan keagamaan di Kota Blitar dapat berjalan semakin semarak dan makin digemari. "Memang benar, penyampaian dakwah atau penyuluhan adalah selalu membutuhkan kreasi dan inovasi metode baru agar menarik minat dan memikat bagi umat," kata Masrur.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement