Rabu 28 Dec 2016 14:45 WIB

Rumah Zakat: Korban Banjir Bima Butuh Masker dan Sarung Tangan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agung Sasongko
Seorang bocah tertidur lelap di posko pengungsian korban banjir bandang di masjid Baitul Hamid di Kelurahan Penaraga, Kota Bima, NTB, Senin (26/12).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang bocah tertidur lelap di posko pengungsian korban banjir bandang di masjid Baitul Hamid di Kelurahan Penaraga, Kota Bima, NTB, Senin (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Koordinator Relawan Rumah Zakat, Sumbawa, NTB, Tepi S mengatakan, hari ke tujuh pasca banjir bandang Kota Bima, secara perlahan masyarakat mulai menata diri, baik psikologis, fisik, dan rumah.

"Situasi dilapangan, jalan-jalan sudah mulai bisa dilalui dengan kendaraan. Ini pertanda ada perubahan yang terus membaik dan positif," katanya, Rabu (28/12).

Namun, usai banjir, mulai muncul lumpur yang mengering dan bau menyengat yang disebabkan bangkai binatang yang mati seperti Kambing, Sapi, Unggas, hingga Kuda, yang berakibat timbulnya gangguan pernapasan sehingga membutuhkan masker dan sarung tangan agar tidak terkena penyakit.

"Keadaan ini membutuhkan kepedulian kita bersama. Selain logistik dan pakaian tentunya yang mendesak kini adalah masker dan sarung tangan," ungkapnya.

Rumah Zakat mengajak para aparat dan relawan yang membagi logistik, supaya juga menyertakan nasker dan sarung tangan  dibagikan kepada warga

"Petugas kesehatan kiranya dapat mendistribusikan masker dan sarung tangan," paparnya.

Untuk masyarakat yang ingin memberikan bantuan, bisa juga untuk menyumbang masker dan sarung tangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement