REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dzikir Nasional Republika merupakan perhelatan tahunan yang digelar Republika, dan tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-15. Selain Ustaz Arifin yang akan memimpin zikir, Zikir Nasional 2016 yang mengusung tema "Indonesia Ikhlas" juga menghadirkan parade tausiyah dari para ulama dan tokoh nasional.
Antara lain, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Peggy Melati Sukma, Pakar Matematika Ridwan Hasan Saputra, Ustaz Yusuf Mansur, Habib Luthfi bin Yahya, Haedar Nashir, Hidayat Nur Wahid, KH Ma'ruf Amin, dan Ustaz Tengku Zulkarnain.
Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi mengatakan, Zikir Nasional merupakan alternatif bagi mereka yang ingin menghabiskan pergantian tahun secara khidmat. Zikir Nasional 2016 akan digelar serentak di tiga kota, yakni Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. "Kami ingin zikir jadi tradisi," katanya.
Dalam pandangan tokoh Muslimah, Peggy Melati Sukma, Zikir Nasional bukan lagi sekadar alternatif dalam mengisi akhir tahun. "Karena sudah dilaksanakan beberapa kali, maka paradigmanya harus diubah. Tidak bisa lagi disebut sebagai alternatif. Ini harus menjadi gerakan perlawanan. Perlawanan terhadap apa? Pola hidup yang hedonis," ujarnya.
Menurut Muslimah kelahiran Cirebon itu, gaya hidup hedonistis sudah mendominasi hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Di tengah maraknya gaya hidup hedonistis ini, Peggy berpendapat, sikap hidup ikhlas sangat dibutuhkan.
Ia yakin, Zikir Nasional berpotensi menjadi gerakan perubahan. Fenomena Aksi Damai 2 Desember silam (212) membuktikan, umat Islam bisa bersatu untuk mewujudkan momentum yang didasari keikhlasan.
"Jadi saya mengambil pelajaran (dari Aksi 212) bahwa ikhlas itu bisa dilatih, bisa dikumpulkan. Ikhtiar ini tidak bisa sendiri-sendiri. Mesti bersama-sama."