Rabu 21 Dec 2016 01:25 WIB

Kemenag Luncurkan Quran Bahasa Ibu dan Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat peluncuran Terjemahan Alquran ke bahasa daerah dan Ensiklopedia Pemuka Agama Nusantara di Kemenag, Jakarta, Senin (19/12).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat peluncuran Terjemahan Alquran ke bahasa daerah dan Ensiklopedia Pemuka Agama Nusantara di Kemenag, Jakarta, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kemenag meluncurkan buku Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara dan Terjemahan Alquran Bahasa Ibu (Daerah) yaitu; Bahasa Batak Angkola, Bahasa Toraja dan Bahasa Mongondow di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag Jalan M.H THamrin No. 6, Jakarta.

Peluncuran dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ditandai dengan menempelkan telapak tangannya di icon telapak tangan layar monitor disaksikan Kepala Badan Litbang dan Diklat, Abdurrahman Mas'ud. Menag mengatakan, 4 produk yang diluncurkan sangat bermanfaat dalam rangka penguatan budaya Nusantara dan Penguatan Karakter Bangsa.

Menurutnya, Buku Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara yang diluncurkan, memuat entri para pemuka enam agama. "Ini sangat bermanfaat sebagai penyedia data dan informasi mengenai sejarah hidup para pemuka agama dalam berbagai aspek, minimal secara akademis, sosiologis dan kultural," katanya belum lama ini.

Secara akademis, kata Lukman, buku ini bisa dijadikan rujukan biografis pemuka agama sebagai aktor penting dalam pembinaan umat beragama. Bahkan secara sosiologis, dapat dijadikan sebagai bentuk apresiasi atas sumbangsih beliau. Dan secara kultural, mampu menjadi alat perekat yang memerankan fungsi edukatif, peneladanan dan penguatan Peradaban Nusantara.

"Harapan kami, buku ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam upaya penciptaan tata hubungan yang kondusif antarumat beragama, untuk penguatan NKRI," katanya.

Menag melihat, terjemahan Alquran ke Bahasa Ibu mempunyai beberapa manfaat utama. Pertama, memberi layanan keagamaan bagi masyarakat yang tidak akrab dengan Bahasa Indonesia, dan kedua, penterjemahan ini diharapkan membantu pelestarian dan pemeliharaan budaya lokal, utamanya bahasa agar tidak punah.

Sebelumnya, Abdurrahman Masud mengatakan, Badan Litbang dan Diklat telah meluncurkan Terjemahan Al-Quran dalam 9 bahasa Ibu. Selain bahasa Batak Angkola, Toraja dan Mongondow, sebelumnya, telah diluncurkan Terjemahan Alquran dalam Bahasa Sasak, Makassar, Kaili, Jawa Banyumas, Minang dan Dayak Kanayant.

"Saat ini dalam proses penyelesaian terjemahan Alquran Bahasa Bali, Ambon dan Banjar Kalsel. Insya-Allah awal tahun depan sudah selesai dan bisa segera diluncurkan," katanya.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement