Selasa 20 Dec 2016 20:14 WIB

PBNU Tegaskan Sikap Atas Tragedi Myamar dan Suriah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengambil sikap atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rakhine Myanmar dan Aleppon Suriah. Bagaimanapun, kejahatan kemanusiaan tak bisa dibenarkan.

Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj mengatakan, tragedi kemanusiaan kembali terjadi pada saudara-saudara Muslim Rohingya di Myanmar. Muslim Rohingnya makin terjepit dengan kebijakan Pemerintah Myanmar di beberapa titik bagian Rakhine.

"Aksi militer Myanmar menyebabkan korban berjatuhan. Apapun yang melatarbelakangi peristiwa tersebut, militer dilarang menyerang dan menyalahkan seluruh Muslim Rohingya," katanya, Selasa (20/12).

Menurut Aqil, tragedi bersenjata di Aleppo, Suriah juga menyebabkan sebagian rakyat sipil yang sebagian besar terdiri atas wanita, anak-anak, dan orangtua tidak berdosa menjadi korban, sementara ribuan lainnya jadi korban. Selain itu, mereka juga minim air, dan medis untuk penuhi kebutuhan bertahan hidup. "Aleppo darurat intervensi kemanusiaan," ucapnya.

Menyaksikan represi yang dilakukan militer Myanmar kepada Muslim Rohingya di utara Rakhine dan tragedi kemanusiaan akibat konflik bersenjata di Aleppo Suriah, PBNU mengecam segala tindak kekerasan yang mencederai kemanusiaan dan melanggar prinsip HAM yang tercantum dalam Deklarasi HAM PBB. Bahwa tindak kekerasan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.

Islam mengutuk kekerasan dan tidak ada agama yang mengajarkan cara kekerasan dalam kehidupan. "Umat Islam merasakan kepedihan luar biasa atas peristiwa yang menimpa saudara seiman di Myanmar," kata Aqil dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Selasa (20/12).

PBNU juga prihatin atas timbulnya korban jiwa terutama sipil dan anak-anak dalam konflik Aleppo. Anak-anak tidak berdosa harus kehilangan nyawa dan masa depan mereka. Karenanya, PBNU mengajak seluruh kepala negara dan pemimpin negara di dunia untuk aktif melawan segara bentuk kekerasan yang jadi musuh bersama dan harus dilawan untuk menciptakan perdamaian yang harmonis. Represi adalah musuh bersama dan harus dilawan sekuat tenaga.

Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan, dalam konteks membangun ukhuwah dan kemanusiaan, PBNU akan memberi bantuan kemanusiaan kepada siapapun, Muslim non Muslim, termasuk warga di Aleppo. "Tapi kami tidak ingin ikut mencampuri urusan politik. Yang pasti ada fakta anak-anak di sana dibantai, anak-anak perempuan dilecehkan. Ini sesuatu yang melanggar kemanusiaan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement