Senin 19 Dec 2016 07:36 WIB

Payung Raksasa Masjid Nabawi tak Bisa Dibuka

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Payung raksasa di Masjid Nabawi.
Foto: Republika/Amin Madani
Payung raksasa di Masjid Nabawi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Perselisihan antara Presidensi Dua Masjid Suci dan perusahaan kontraktor soal pembayaran iuran telah berakibat pada 250 payung raksasa di Masjid Nabawi. Payung yang sedianya memberikan keteduhan untuk jamaah di halaman luar, ditinggalkan begitu saja tanpa pemeliharaan selama berpekan-pekan.

Dilansir dari Saudi Gazette, Senin (19/12), sebuah sumber mengatakan Saudi Binladin Group telah menghentikan sistem otomatis usai pemerintah tidak mampu menyediakan suku cadang dari SL Rasch. Itu merupakan merk perusahaan Jerman yang memiliki kemitraan pemeliharaan dengan Saudi Binladin Group.

Selain itu, Saudi Binladin Group dikabarkan turut memiliki perselisihan soal ketentuan kontrak, dengan SL Rasch tersebut. "SL Rasch tidak memasok Binladin dengan peralatan yang diperlukan dan suku cadang untuk pemeliharaan payung, ini jadi bagian yang tidak disediakan Arab Saudi," kata sumber tersebut.

Binladin Group telah meminta peralatan yang dibutuhkan kepada SL Rasch, tetapi tidak tahu butuh waktu berapa lama untuk kiriman tiba. Akibatnya, payung yang biasanya digunakan sekitar pukul 07.00 sampai 17.00 itu tidak dapat digunakan saat shalat Jumat selama tiga pekan terakhir.

Dengan diameter 25,5 meter, masing-masing payung sebesar 40 ton itu memberikan penutup untuk area sekitar 578 meter persegi. Demi memastikan sinar matahari tidak masuk, masing-masing payung didirikan dengan ketinggian berbeda, 14,40 meter atau 15,30, dan saat dilipat berada di ketinggian 21,70 meter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement