Ahad 18 Dec 2016 22:00 WIB

Humaidah, Penyair Muslimah Pemberani

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dia berasal dari keturunan para sahabat. Kakeknya adalah salah satu pembesar kaum Anshar dan salah satu peserta dari Baiat Aqabah kedua serta termasuk dalam golongan petinggi Anshar yang pertama kali masuk Islam, Basyir bin Sa'ad. Sementara, ayahnya adalah Abu Abdillah Nu'man bin Basyir adalah sahabat dari kalangan Anshar yang pertama kali lahir usai Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, tepatnya pada bulan keempat setelah Rasulullah hijrah.

Baik ayah maupun kakeknya merupakah mujahid yang syahid saat membela agama Islam. Dia adalah Humaidah binti An Nu'man. Nasab dari Humaidah dari sisi kakeknya adalah Humaidah binti An Nu'man bin Basyir bin Sa'ad bin Tsa'labah bin Khalash bin Zaid bin Malik bin Tsa'labah bin Ka'ab Bin Al-Khazraj bin al-Harits bin al-Khazraj al-Khazraji al-Anshari. Tidak hanya kakek dan ayahnya, nenek serta ibunya merupakan pengikut setia Rasulullah SAW.

Lahir dan tumbuh di keluarga yang memiliki tingkat keimanan luar biasa, Humaidah dikenal sebagai salah satu perempuan yang cerdas dan memiliki kefasihan dalam melantunkan syair. Humaidah pun dianggap sebagai salah satu penyair terpandang dan terhormat di kalangan para tabiin. Ini tidak terlepas dari pengaruh sang kakek, yang memang diketahui memiliki kemampuan menulis dan membaca. Pada saat itu, hanya orang-orang terpandanglah yang memiliki kemampuan tersebut.

Terlebih pada saat itu, di jazirah Arab, penyair memiliki kedudukan yang tinggi dan terpandang. Humaidah dikenal sebagai salah seorang ahli sastra dan memiliki kefasihan dalam menyampaikan pesan lewat karya-karya sastra berupa syair. Baik dalam bentuk pujian maupun kritikan terhadap pejabat atau para penguasa. Tidak hanya itu, Humaidah juga dianggap sebagai ahli sastra yang berani menentang kezaliman.

Tidak terkecuali kritik yang disampaikan Humaidah kepada Gubernur Irak saat itu, Al Hajjaj bin Yusuf. Pada masa kekhalifahan Bani Umayah, tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Padahal, Al Hajjaj merupakan menantunya sendiri. Pada saat itu, Al-Hajjaj dianggap melakukan banyak melakukan kezaliman. Pada saat itu, dia dikenal sebagai gubernur yang banyak melakukan pembunuhan, termasuk saat mengepung kota Makkah dan membunuh Ibnu Az Zubair.

Keberanian dari Humaidah ini ternyata diturunkan dari kakek dan ayahnya. Basyir bin Saad adalah sahabat Rasulullah SAW dan pernah diutus untuk menyelesaikan pertikaian dengan kaum Yahudi di wilayah Fadak. Setelah melalui dan terlibat berbagai pertempuran, termasuk perang Badar dan Perang Uhud, Basyir akhirnya mati syahid di Ainut Tamr pada 12 Hijriah saat bergabung bersama tentara Khalid bin Walid.

Sementara, ayah Humaidah, Abu Abdillah bin Basyir, meninggal dunia pada 64 Hijriah. Sempat menjadi gubernur di daerah Hijaz pada saat di bawah kekuasaan Abdullah bin Zubair, Abu Abdillah Numan bin Basyir meninggal karena dibunuh di daerah Syam. Abu Abdullah Numan juga diketahui sebagai sahabat Anshar pertama yang berbait terhadap kekhalifahan Abu Bakar Ash Shidiq.

Perihal kematian Abu Abdillah Numan dalam kondisi syahid ini pun sudah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Pada saat Nu'man baru dilahirkan, ibunya meminta kepada Rasulullah SAW agar mendoakan Nu'man supaya mendapatkan harta dan anak yang banyak. Tapi, Rasulullah SAW menjawab, ''Apakah engkau tidak ridha jika Nu'man hidup seperti pamannya dari jalur ibunya dengan terpuji, dibunuh dalam keadaan syahid dan masuk surga?.''

Keberanian untuk menentang kezaliman ini yang akhirnya menurun kepada Humaidah. Tidak hanya itu, Humaidah juga gemar menuntut ilmu agama dan melanjutkan syair-syair keislaman. Kemampuan kefasihan berbicara, kecepatan berpikir, dan ilmu yang luas menjadikan Humaidah sebagai penyair yang paling dihormati pada saat itu.

Kepiawaian Humaidah dalam melantunkan syair sempat diungkapkan oleh ahli sejarah, Zainab binti Yusuf Fawaz. Dia menyebut, ''Humaidah termasuk wanita-wanita Arab yang cantik dan paling ahli tentang seni sastra. Humaidah tumbuh dalam kebesaran jiwa, sehingga sulit mendapatkan orang yang sepadan dengannya.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement