Ahad 18 Dec 2016 06:49 WIB

Wahdah Islamiyah Minta Dunia Internasional Tegas ke Myanmar

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin melambaikan tangan kepada sejumlah peserta pada Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin melambaikan tangan kepada sejumlah peserta pada Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Muhammad Zaitun Rasmin, meminta dunia internasional bertindak tegas ke Myanmar. Pengucilan, menjadi salah satu pilihan yang bisa dilakukan, demi menghentikan kekerasan.

"Kalau bisa ada usaha mengucilkan pemerintah Myanmar dari pergaulan internasional," kata Zaitun kepada Republika.co.id, di sela-sela Seminar Internasional Save Rohingya, Rabu (15/12).

Ia pun mempertanyakan peran Aung San Suu Kyi menjaga perdamaian di Myanmar, mengingat dia merupakan peraih Nobel Perdamaian. Bahkan, Zaitun merasa gelar itu sebaiknya dicopot, lantaran Suu Kyi terbukti tidak bisa melakukan apa-apa di Rakhine.

Terlebih, ia meminta dunia internasional tidak cuma menganggap apa yang terjadi di Rakhine sebagai masalah komunal semata. Pasalnya, kekerasan terhadap warga Rohingya jelas-jelas dilakukan militer, dan ada keterlibatan pemerintahnya dengan pembiaran.

"PBB harus turun tangan, tidak bisa HAM diindahkan," ujar Zaitun.

Terkait itu, ia mengingatkan kekerasan dalam berbagai bentuk sudah harus benar-benar dihentikan di Rakhine. Menurut Zaitun, jika warga Rohingya terus mengungsi ke negara-negara tetangga, bisa-bisa akan habis populasi Rohingya di Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement