REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Berdasarkan penelitian dari Pew Research Center, Muslim di Republik Irlandia dianggap lebih terpelajar dibanding rata-rata warga di negara tersebut, termasuk warga Irlandia yang non muslim. Hal ini berdasarkan waktu yang dihabiskan oleh Muslim Irlandia dalam menempuh pendidikan.
Rata-rata Muslim di Irlandia menghabiskan waktu hingga 11,8 tahun untuk bersekolah. Angka ini lebih tinggi satu tahun ketimbang warga-warga Irlandia lainnya. Temuan ini berdasarkan laporan berjudul Agama dan Pendidikan di seluruh Dunia yang dikeluarkan Pew Research Center, sebuah lembaga riset yang berbasis di Washington, Amerika Serikat.
Angka dari Irlandia ini relatif lebih tinggi dibanding Inggris Raya, Lithuania, Slovakia, Estonia, Republik Ceko, dan sejumlah negara dengan kebijakan imigrasi yang menguntungkan bagi imigran muslim berpendidikan tinggi. Banyak faktor yang melatarbelakangi waktu yang dihabiskan muslim di Irlandia untuk bisa bersekolah.
Salah satunya adalah //economic boom// yang terjadi di Irlandia pada awal dekade 1990-an. Pada saat ini populasi Muslim di Irlandia mencapai sekitar 70 ribu orang, 2000 orang diantaranya diperkirakan telah memiliki gelar doktor.
''Ledakan ekonomi itu mendorong banyak Muslim yang memiliki ketrampilan tinggi dari Pakistan dan Afrika datang ke Irlandia. Akibatnya, rata-rata Muslim di Irlandia memiliki waktu 11,8 tahun untuk bersekolah, satu tahun lebih lama dari kebanyakan warga di Irlandia,'' tulis laporan tersebut seperti dikutip Irish Times, Kamis (15/12).
Tak hanya itu, berdasarkan hasil penelitian tersebut, Muslim di benua Eropa, seperti Georgia, memiliki masa waktu pendidikan lebih rendah, yaitu 10,8 tahun. Pun dengan Muslim di Spanyol yang hanya menghabiskan 5,8 tahun untuk mengenyam pendidikan.
Jarak terbesar terjadi di Jerman. Di negara tersebut, Muslim menghabiskan waktu untuk pendidikan selama 9,5 tahun, sementara kelompok warga Jerman lainnya bisa mencapai 13,7 tahun. Sementara di Prancis, Muslim memiliki waktu bersekolah kurang dari 2,9 tahun dibanding warga lainnya. Studi ini menemukan, negara-negara tersebut memang kedatangan sejumlah imigran Muslim dan pekerja tidak tetap dalam beberapa tahun terakhir.
Secara keseluruhan, penelitian itu menyebutkan, Yahudi menjadi kelompok keagamaan yang memiliki tingkat pendidikan paling tinggi dibanding kelompok keagamaan lainnya. Sementara Muslim dan Hindu memiliki kecenderungan untuk tidak banyak menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu di sekolah formal.