Oleh: Prof Dr KH Didin Hafidhuddin
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini kita sudah berada dalam bulan Rabiul Awal 1438 H. Besok tanggal 12 Rabiul Awal 1438 H diperingati sebagai Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu pesan peringatan Maulid Nabi yang perlu dihayati oleh seluruh umat Islam ialah pesan untuk membangun persatuan umat.
Persatuan umat yang sesungguhnya tidak tercipta karena uang atau koalisi kekuasaan, tetapi persatuan umat lahir dari kekuatan ukhuwah yang dilandasi keimanan. Sedangkan, kekuatan ukhuwah itu sendiri bergantung pada gerakan hati dan semangat yang sama dari umat Islam.
Nabi Muhammad adalah pembangun ukhuwah umat Islam yang pertama kali dan paling berhasil. Nabi Muhammad bukan hanya tokoh sejarah, melainkan juga utusan Allah atau pembawa risalah yang ajaran-ajaran, perkataan, dan perbuatannya wajib diikuti oleh setiap Muslim. Menurut para ahli sejarah yang meneliti Sirah Nabawiyah, sekurang-kurangnya terdapat empat pilar kekuatan masyarakat dan negara yang dibangun dan diwariskan oleh Nabi lima belas abad yang lampau.
Pertama, kekuatan akidah dan ibadah. Dalam kaitan ini, Nabi Muhammad menjadikan masjid sebagai pusat pembinaan akidah, ibadah, dan muamalah dalam masyarakat Islam dengan berbagai ragam latar belakang sosial budayanya.
Kedua, kekuatan ekonomi, yaitu dengan membangun etos kerja umat, menegakkan moral para pelaku ekonomi, serta menggerakkan potensi zakat, infak, sedekah, dan wakaf sebagai sistem jaminan sosial melalui peran negara dengan membentuk baitul mal.
Ketiga, kekuatan sosial. Dalam hal ini, Nabi Muhammad membangun hubungan persaudaraan, ukhuwah Islamiyah, membudayakan tolong-menolong di antara sesama Muslim.
Keempat, kekuatan politik. Nabi Muhammad membentuk kontrak politik dengan semua unsur dan komponen masyarakat melalui Piagam Madinah. Piagam Madinah merupakan piagam negara tertulis pertama di dunia, jauh sebelum munculnya Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia yang dilahirkan PBB pada 1948.