Senin 12 Dec 2016 16:16 WIB

Syahadat Cinta Itu Cinta Islam dan Indonesia

Senator asal Sulsel AM Iqbal Parewangi menyalami aparat TNI saat Aksi Bela Islam 212 di Monas
Foto: Istimewa
Senator asal Sulsel AM Iqbal Parewangi menyalami aparat TNI saat Aksi Bela Islam 212 di Monas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cinta Islam dan cinta Indonesia, jika bersinergi diyakini akan menjadi sebuah sebuah gerakan yang bisa memajukan bangsa. Anggota DPD RI asal Sulawesi Selatan AM Iqbal Parewangi mengatakan, terkait aksi yang melibatkan jutaan ummat Muslim mulai dari gerakan 411, 212 dan hari ini 1212, dia memiliki sejumlah catatan penting.

"Ajakan shalat berjamaah dengan muatan seperti saat ini sangat efektif menggerakkan umat. Sejumlah catatan penting saya dalam pemantauan ini, salah satunya adalah perlu sinergitas kuat. Jika seluruh komponen umat Islam Indonesia bersinergi, niscaya kebangkitan umat akan terwujud, dan itu jelas berarti kebangkitan Indonesia," kata Iqbal kepada Republika.co.id, Senin (12/12).

Iqbal meyakini bahwa cinta Islam dan cinta Indonesia adalah dua ekspresi dari satu cinta. Dua cinta tersebut tak terbenturkan dan tak saling khianat. "Syahadat cintanya jelas: Saya Muslim dan Saya Indonesia. Pesannya lugas, yakni  siapapun yang coba membenturkan dua ekspresi dari syahadat cinta itu, sama dengan memfitnah yang bersyahadat dan mengkhianati NKRI, dan itu jelas musuh bersama kita," kata senator asal Sulsel ini.

Sejak awal aksi Bela Islam berlangsung, mulai dari Aksi 411, Iqbal memngikuti dengan langsung hadir di Istiqlal hingga longmarch hingga depan Istana. "Lalu saya hadir 212 di Monas, saya pantau langsung gerakan Shalat Subuh berjamaah 1212 tadi. Kesimpulan saya tentang syahadat cinta itu sama yakni cinta Islam dan cinta Indonesia itu dua ekspresi dari satu cinta," ujarnya.

(Baca Juga:  Dihadiri Berbagai Kalangan, Jamaah Subuh Masjid Raya Makassar Naik 4 Kali Lipat)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement