REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh meluluhlantahkan bangunan rumah dan sekolah. Kondisi anak-anak pun mengalami guncangan hebat secara psikis, sehingga memerlukan bantuan dari berbagai pihak.
Karena itu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memberikan trauma healing kepada anak-anak di posko pengungsian warga yang berada sekitar Masjid at-Tuha, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie Jaya.
Koordinator Posko Pengurus Cabang PMII Aceh, Muhammad Ali mengatakan, trauma healing yang diberikannya tersebut fokus terhadap anak-anak yang berusia lima tahun ke atas.
"Fokus anak-anak lima tahun ke atas, intinya kita buat supaya pasca kejadian ini trauma anak-anak bisa segera pulih," ujar Ali kepada Republika.co.id, Ahad (11/12).
Dengan diberikan trauma healing tersebut, ia berharap keesokan harinya anak-anak tersebut melupakan musibah yang dialaminya. Apalagi, kata dia, mengingat saat ini kerap muncul isu-isu negatif tentang adanya tsunami dan lain-lain.
Karena itu, kata Ali, pihaknya juga memberikan trauma healing kepada orang tua dengan pendekatan yang berbeda. "Kita beri pandangan ke sisi itu, karena itu (isu hoax) bisa membuat down masyarakat," ucapnya.
Dalam memberikan trauma healing tersebut, PMII mengerahkan lima orang relawan. Tidak hanya itu, saat malam datang, khusus anak-anak akan diberikan pengajian dan cara membaca Alquran dengan baik.
"Kalau malamnya kita buat pengajian untuk sepuluh tahun ke bawah, dan mengajari mereka membaca Alquran, agar mereka saat malam tidak main-main dan melupakan bencana itu," kata dia menerangkan.