Jumat 09 Dec 2016 14:28 WIB

Rumah Zakat Siap Bantu Perbaiki Infrastruktur Masjid dan Rumah Warga

gempa di Pidie, Aceh
Foto: rumah zakat
gempa di Pidie, Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Zakat bersama lembaga lainnya telah mempersiapkan diri untuk membantu pemerintah dalam rencana program jangka panjang bagi korban gempa di Aceh, Rabu (7/12). Program itu meliputi pemberdayaan ekonomi, serta perbaikan infrastruktur masjid dan rumah warga.

“Kami bersama-sama akan mengembalikan infrastruktur rumah, masjid dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Aceh yang terkena gempa,” kata Presiden Direktur Rumah Zakat, Nur Effendi kepada Republika.co.id, Jumat (9/12).

Dalam membantu program pemerintah tersebut, Rumah zakat telah membuat sebuah upaya pengumpulan dana dengan tema “Aksi Peduli Bencana Gempa Aceh”. Selain dari segi finansial, Rumah Zakat juga akan menurunkan beberapa tim mereka untuk ikut memperbaiki infrastruktursecara langsung.

“Kami akan bantu dari segi dana dan tenaga,” ujar Effendi.

Sebelumnya, Rumah Zakat telah melakukan upaya penanganan awal bencana, yaitu membantu pemerintah untuk evakuasi korban yang tertimbun bencana. Serta turut membantu memberikan petolongan pertama bagi korban dengan menerhunkan 20 orang relawan, dua orang dokter, dua apoteker, dua unit ambulans, satu untu mobil klinik keliling, dan dua kendaraan operasional.

Rencananya, kata Effendi, Rumah Zakat juga akan mendirikan dapur umum di Gampong Majid Tuha dan membuka posko segar untuk relawan di lokasi evakuasi di Meuredu. “Rumah zakat juga akan membuka posko segar, dapur umum, dan mendistribusikan bantuan logistik. Upaya penganan awal dan proses evakuasi ini diperkirakan akan berlangsung sampai tanggal 14 Desember 2016, sesuai instruksi pemerintah,” tambahnya.

Kemarin Rumah Zakat mendapatkan informasi lanjuta dari Pusdalops BNPB bahwa para korban gempa tengah memerlukan beberapa kebutuhan, antara lain obat-obatan dan peralatan kesehatan, pengadaan air bersih, makanan siap saji, makanan dan keperluan bayi, selimut untuk pengungsi, serta MCK karena keberadaannya masih dangat minim di lokasi pengungsian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement