Kamis 01 Dec 2016 00:02 WIB

Mencegah LGBT, Bentuk Kepedulian Terhadap Umat Manusia

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi LGBT
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era digital, LGBT menyebar di media sosial. Pengurus Pusat (PP) Pemudi Persatuan Islam (Persis) juga memandang fenomena LGBT sedang marak saat ini. Sehingga, perlu ada upaya pencegahan agar tidak menyebar dan menimbulkan dampak negatif.

Ketua Umum PP Pemudi Persis, Gyan Puspa Lestari mengatakan, maraknya LGBT yang aktif di media sosial sangat disesalkan. Mereka boleh memandangnya sebagai hak asasi manusia. Tapi, melakukan upaya pencegahan, meluruskan dan mengantisipasi penyebarannya itu bukan melanggar hak asasi manusia. "Itu justru rasa kasih sayang kami, kepedulian kami, untuk mengembalikan orang ke fitrahnya kembali," kata Gyan kepada Republika, belum lama ini.

Gyan mengatakan, fenomena LGBT di media sosial mungkin bagi masyarakat awam dianggap sebagai hal yang biasa. Tapi, bagi yang mengerti dampak buruknya, fenomena tersebut menjadi masalah yang cukup serius. "Yang jadi permasalahan adalah ketika mereka menggaungkan ide-ide tersebut (LGBT), lalu kemudian disebarkan ke masyarakat secara luas," ujarnya.

Menurutnya, gaya hidup jadi salah satu faktor penyebab seseorang menjadi LGBT. Sebab, sebetulnya manusia tidak mempunyai potensi menjadi seperti itu. Bisa jadi awalnya mereka beranggapan, jika tidak seperti LGBT eksistensinya tidak akan diakui di lingkungan pergaulannya.

"Awalnya mungkin hanya iseng, terbawa, kemudian tanpa dia sadari itu menjadi kebiasaan," ujarnya.

Ia menegaskan, karena penyebab LGBT salah satu faktornya dari gaya hidup yang menjadi kebiasaan, jadi bisa disembuhkan. Artinya, bisa diluruskan dan dikembalikan ke jalan yang benar.

Dikatakan Gyan, kalau ada pembunuhan secara massal, maka perilaku LGBT inilah yang membunuh manusia secara massal. Sebab, tanpa disadari keberlangsungan hidup manusia akan hilang dengan sendirinya jika perempuan menikah dengan perempuan dan laki-laki dengan laki-laki.

"Nanti, siapa yang akan melanjutkan garis keturunan jika seperti itu. Karenanya, upaya melakukan pencegahan dan meluruskan perlu dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap umat manusia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement