Senin 28 Nov 2016 14:30 WIB

Narasi Keliru dan Istilah Rohingya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Rohingya
Foto: AsiaNews
Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukti yang ada menunjukkan, komunitas Muslim tersebut adalah cikal bakal etnis Rohingya. Kelompok ini kemudian berasimilasi dengan kelompok pendatang dari Bangladesh yang dibawa Inggris di masa pemerintahan kolonial.

Namun, etnis Rohingga tidak bermula dari para pendatang itu. Pada 1785, pemeluk Buddha dari selatan Burma menaklukkan Arakan. (Baca: Di Masa Lalu, Raja-Raja di Myanmar Hormati Umat Islam)

Mereka mengusir semua Muslim Rohingya yang mereka temui. Sekitar 35 ribu warga Arakan lari ke Bengal yang ketika itu menjadi bagian daerah kekuasaan Inggris di India.

Pada 1826 Masehi, Inggris mengambil alih Arakan setelah Perang Anglo-Burma Pertama (1824-1826 Masehi). Mereka membawa para petani dari Bengal untuk mendiami tempat tak berpenduduk di Arakan. Mereka terdiri atas warga Bengal asli dan mereka yang semula berasal dari Rohingya.

Aliran imigran dadakan ini memicu reaksi dari pemeluk Buddha Rakhine yang mendiami Arakan saat itu. Benih ketegangan etnis yang tertanam sejak saat itu ternyata memunculkan dampak buruknya hingga hari ini.

Selama ini, istilah Rohingya selalu mengacu pada orang Bangladesh yang dibawa Kolonial Inggris.

Namun, narasi itu salah.

Dari catatan sejarah, pada 1799, seorang sersan di British East India Company, Francis Buchanan, pernah berkunjung ke Myanmar dan bertemu kelompok Muslim yang telah lama menetap di Arakan (atau Rakhine saat ini).

Komunitas Muslim ini menyebut diri mereka Rooinga atau warga asli Arakan. Hal itu mengindikasikan bahwa orang Rohingya sudah menetap di Rakhine, bahkan sebelum 1823 Masehi.

Pada 1830-an, gelombang warga dari Bangladesh mengalir ke Myanmar karena upah pekerja di Arakan lebih besar dibandingkan di Bangladesh. Mereka umumnya bekerja sebagai pekerja tani, pekerja sektor perdagagan, dan buruh pabrik. Jumlah mereka pun jadi dominan di Arakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement