Senin 28 Nov 2016 14:05 WIB

Di Masa Lalu, Raja-Raja di Myanmar Hormati Umat Islam

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Muslim Rohingya
Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa lalu, raja-raja Buddha di Myanmar sangat menghormati Muslim. Tahun-tahun terakhir ini, Muslim Rohingya menyedot perhatian dunia.

Sayangnya, kabar tentang mereka selalu jauh dari nuansa gembira. Berbicara Muslim Rohingya hari-hari ini selalu saja menggoreskan rasa pilu. Sejatinya, siapakah mereka?

Rohingya adalah kelompok minoritas Muslim yang sebagian besarnya mendiami negara bagian Arakan (kini Rakhine) di Myanmar. Meski berpuluh generasi telah lahir dan hidup setelah leluhur mereka pertama kali menjejakkan kaki di Myanmar, Pemerintah Myanmar tidak mau mengakui orang- orang Rohingya sebagai warga negara.

Tanpa kewarganegaraan, Rohingya harus menelan pahitnya penindasan, tak hanya di tanah tempat mereka lahir dan besar, tapi juga di kamp pengungsian di perbatasan Bang ladeshThailand. Mereka seolah tertolak di semua sudut dunia.

Kendati kaum Buddha Myanmar menolak keberadaan Rohingya, catatan sejarah secara gamblang menyebut bahwa etnis ini telah hidup di Rakhine selama berabad-abad. Populasi Muslim yang cukup besar pernah hidup di bawah Kerajaan Mrauk-U yang memerintah Rakhine pada pertengahan abad 15 hingga akhir abad 18 (1430-1784).

Raja-raja Buddha dari Kerajaan Mrauk- U kala itu bahkan, menghormati Muslim dan menggunakan istilah-istilah Islam untuk beberapa jabatan kerajaan seperti yang digunakan Dinasti Moghul di Asia Selatan. Kala itu, banyak orang Rohingya yang bekerja melayani Raja Narameikhla (Min Saw Mun) yang memerintah Arakan pada 1430- an Masehi.

Raja Narameikhla memberi ruang bagi Muslim untuk menjadi panasihat dan pejabat di pengadilan di ibu kota Arakan.

Bahkan komunitas Muslim saat itu boleh membangun masjid yang kemudian disebut Masjid Santikan. Para raja Buddha di masa Kerajaan Mrauk-U bahkan, begitu menghormati kaum Muslim.

Bukti yang ada menunjukkan, komunitas Muslim tersebut adalah cikal bakal etnis Rohingya. Kelompok ini kemudian berasimilasi dengan kelompok pendatang dari Bangladesh yang dibawa Inggris di masa pemerintahan kolonial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement