Senin 28 Nov 2016 10:42 WIB

Umat Islam Ciamis Estafet Jalan Kaki ke Jakarta

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Santri Ponpes Miftahul Huda 2 bergerak menuju Masjid Agung Ciamis, Jawa Barat, Senin (28/11). Mereka akan menggelar aksi jalan kaki akibat tak adanya pengelola bus yang mengantarkan ke Jakarta guna mengikuti aksi bela Islam 2 Desember mendatang.
Foto: Republika/Rizky Suryandika
Santri Ponpes Miftahul Huda 2 bergerak menuju Masjid Agung Ciamis, Jawa Barat, Senin (28/11). Mereka akan menggelar aksi jalan kaki akibat tak adanya pengelola bus yang mengantarkan ke Jakarta guna mengikuti aksi bela Islam 2 Desember mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Ulama Ciamis, KH Nonop Hanafi mengatakan, umat Islam akan menggelar aksi estafet jalan kaki ke Jakarta mulai Senin (27/11) demi mengikuti aksi bela Islam pada 2 Desember mendatang. Aksi tersebut sekaligus bentuk tuntutan agar tersangka dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) segera dimasukkan sel tahanan.

Pimpinan Ponpes Miftahul Huda 2 itu mengakui, tidak mudah berjalan kaki dari Ciamis sampai Jakarta yang jaraknya sekitar 300 kilometer. Sehingga, dia berharap, umat Muslim lainnya bisa membuatkan posko di sepanjang perjalanan menuju Jakarata. Tujuan posko sebagai tempat istirahat maupun makan dan minum peserta aksi.

"Kami akan sediakan di titik posko ada mobil ke tempat istirahat bagi yang tidak kuat. Kami kontak beberapa tempat untuk sediakan makanan dan minuman. Kami minta pada Allah semoga diberikan kekuatan, nanti ini estafet sambung menyambung," katanya pada Republika.co.id.

Nantinya, dalam aksi ini, dia menjelaskan, tak semua Muslim dari Ciamis akan berjalan kaki sampai Jakarta. Melainkan akan terjadi estafet dari tiap rombongan Muslim dari Ciamis, Tasik, Garut, Bandung hingga Jakarta.

"Yang ingin berangkat 50 bus, tapi kami kontak PO bus akhirnya tidak ada. Oke lah kami jalan kaki saja semampunya sampai di mana, nanti diestafetkan, harus optimistis. Massa sepuluh ribu kalau diakumulasi," ujarnya.

Ia menyatakan pesan dari aksi ini agar Ahok segera masuk tahanan setelah ditetapkan sebagai tersangka. Dia pun membantah ada muatan politik dalam aksi kali ini. Menurutnya, aksi ini murni sebagai respons umat atas penistaan agama yang dilakukan Ahok.

"Pesannya kami nuntut hukum ini tak terkait Pilkada, tak ada unsur politik di sini karena kami ingin tunjukkan umat Islam sekali disentil ini bisa bersatu," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement