Rabu 23 Nov 2016 14:40 WIB

Mataram Jaring Muzaki Baru

zakat
zakat

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM --  Badan Amil Zakat Nasional Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat tahun 2017 memprediksi akan kehilangan potensi zakat, infak, dan sedekah sekitar Rp300 juta karena pengambilalihan guru SMA/SMK ke pemerintah provinsi.

"Perolehan zakat, infak, dan sedekah tahun 2017 akan berkurang karena guru di tingkat SMA/SMK ditarik ke provinsi," kata Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram H Mahsar Malaca, di Mataram, Rabu (23/11).

Mahsar yang ditemui di sela melakukan sosialisasi ZIS kepada lurah se-Kota Mataram mengatakan, dengan penarikan kewenangan tersebut secara otomatis potensi ZIS berkurang. "Kalau dihitung-hitung ZIS yang terhimpun dari guru tingkat SMA/SMK sekitar Rp300 juta," kata Mahsar, didampingi Wakil Ketua IV H Heri Kusnandar.

Pada tahun 2015 ZIS yang berhasil dihimpun Baznas Kota Mataram sebesar Rp4,5 miliar lebih, sedangkan pemasukan hingga bulan Juli 2016 sekitar Rp1,8 miliar. Baznas Kota Mataram terus melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi dalam menghimpun ZIS yang lebih besar lagi untuk kemaslahatan kaum duafa.

Sosialisasi kepada aparat kelurahan ini, katanya, merupakan salah satu program intensifikasi untuk menjaring muzaki-muzaki baru. "Harapan kami, lurah bisa menggerakkan semua karyawannya untuk mengeluarkan zakat 2,5 persen dari gaji," katanya lagi.

Menurutnya, ZIS yang dihimpun oleh Baznas Kota Mataram sebagian besar bersumber dari para pegawai di lingkup Pemkot Mataram. ZIS yang terhimpun, lanjutnya, disalurkan melalui berbagai program kemaslahatan umat yang terbagi dalam lima program, yakni Mataram Peduli, Mataram Sejahera, Mataram Cerdas, Mataram Sehat, dan Mataram Takwa.

Dalam Program Mataram Peduli diperuntukkan bagi kaum duafa berupa bantuan kepada fakir miskin, bedah rumah, dan santunan lansia.

Sedangkan Program Mataram Sejahtera adalah pemberian bantuan modal bagi usaha kecil, Mataram Cerdas berupa program beasiswa, Mataram Sehat adalah bantuan bagi warga miskin yang memiliki penyakit berat dan membutuhkan penanganan darurat.

"Sementara Program Mataram Takwa merupakan bantuan bagi marbot, guru mengaji, mualaf dan lainnya," kata Mahsar pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement