Selasa 22 Nov 2016 05:13 WIB

Wanita yang Membahagiakan

wanita shalihah
Foto: styles-guide.com
wanita shalihah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Siti Mahmudah

Pernikahan merupakan pintu gerbang bagi wanita untuk meraih surga. Di dalam rumah tangganya itulah seorang wanita akan mudah mendapatkan surga ataupun neraka. Rasulullah SAW berpesan kepada sahabat dari kalangan kaum wanita, “Perhatikanlah bahwa posisimu dari dirinya (suami), karena sesungguhnya dia adalah surgamu dan nerakamu.” (HR Ahmad).

Jika suami adalah surga dan neraka bagi wanita, maka seorang wanita (istri) hendaknya berusaha keras untuk dapat membahagiakan suami. Dengan mengetahuinya, seorang wanita akan berusaha keras untuk menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji sehingga dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sebaik-baik wanita adalah seorang istri yang membahagiakan suaminya ketika dia memandangnya, menaatinya ketika dia memerintahkannya, dan tidak menentangnya dalam urusan diri dan hartanya sehingga menyebabkan kebenciannya.” (HR Ahmad, Nasa’i, dan Hakim).

Dalam hadis di atas Rasulullah SAW memberikan tiga kriteria seorang wanita (istri) yang dapat membahagiakan kaum pria (suaminya). Pertama, membahagiakan suami. Agar dapat membahagiakan suami, seorang wanita (istri) hendaknya memiliki keterampilan dalam merias wajah, memilih makeup yang sesuai, dan bersikap lembut.

Mengenakan pakaian yang serasi, menjaga keindahan tubuh, mengatur pola kerja, pola makan, dan istirahat secara proporsional. Kedua, menaati suami.

Dalam hal ini seorang wanita (istri) hendaknya memiliki seni dalam menaati suami. Yaitu, mengetahui akan hak dan kewajiban sebagai istri, mencintai pekerjaan rumah tangga, dan membantu suami dalam mengerjakan berbagai urusannya.

Ketiga, tidak melawan suami. Seorang wanita (istri) hendaknya mampu menyelaraskan visi dan misi dalam membangun keluarga bersama suami, berbicara kepada suami dengan bahasa yang santun dan mudah dipahami.

Selain itu, sebagai bentuk tidak melawan suami, seorang wanita (istri) hendaknya dapat mengelola urusan harta (keuangan) dalam keluarga. Sebab, wanita (istri) menjadi pemimpin terhadap harta suaminya.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita (istri) menjadi pemimpin terhadap harta suaminya.” (HR Abdur Razaq). Semoga Allah membimbing kita, kaum wanita agar dapat menjadi seorang wanita (istri) yang dapat membahagiakan suami, dan menjadi suami yang dapat menghargai wanita (istri). Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement