Ahad 20 Nov 2016 19:45 WIB

Pemudi Persis: Pahami Agama Lindungi Muslimah dari Kekerasan Seksual

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Dakwah Muslimah. (Republika/ Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat (PP) Pemudi Persatuan Islam (Persis) menilai pemahaman agama bagi seorang pemudi merupakan hal yang sangat penting. Pemahaman agama tersebut dapat melindungi pemudi dari hal-hal buruk seperti kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan seksual.

Ketua Umum PP Pemudi Persis, Gyan Puspa Lestari mengatakan, secara umum Pemudi Persis menilai ada beberapa kondisi yang cukup mengkhawatirkan saat ini. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan seksual terhadap kaum perempuan.

Menurutnya, rendahnya pendidikan dan pengetahuan pemudi mengenai ilmu agama menjadi salah satu faktor yang membuat mereka mudah menjadi korban kekerasan. "Juga akibat rendahnya pengetahuan mereka tentang pendidikan seks, saat ini kekerasan seksual yang kerap terjadi, mereka banyak yang dieksploitasi," kata Gyan kepada Republika, Jumat (19/11) malam.

Ia menerangkan, pemahaman agama sangat penting. Meski faktor ekonomi kerap menimbulkan banyak masalah, tapi jika diimbangi dengan pemahaman ilmu agama maka tidak akan menjadi masalah yang tidak bisa diselesaikan.

Dalam upaya melindungi dan meningkatkan pemahaman para pemudi tentang ilmu agama, dikatakan dia, Persis terus menerus melakukan program pengajian. Program tersebut dilakukan di internal Persis. Tapi sasarannya bukan hanya untuk internal Persis saja.

"Mereka diberi pemahaman ilmu-ilmu tentang keagamaan, kita ingin luas pengaruhnya juga dirasakan oleh masyarakat secara umum," ujarnya.

Pemudi Persis juga mempunyai program Halaqoh, peserta program tersebut dibatasi agar ilmu yang disampaikan benar-benar terserap. Menurut Gyan, cara tersebut dilakukan karena Pemudi Persis tidak hanya ingin transfer of knowledgetapi juga transfer of value.

Jadi, ada nilai yang ingin disampaikan, kemudian diserap oleh anggota dan masyarakat secara luas. Sehingga, para pemudi dan ibu-ibu muda paham bahwasannya ilmu tidak hanya cukup diketahui, tapi juga harus dihayati kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement