Sabtu 19 Nov 2016 21:20 WIB

Imam Besar Masjid Istiqlal: Harus Ada Langkah Konkret untuk Tragedi Rohingya

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Angga Indrawan
Gambar citra satelit kondisi desa-desa di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang dihuni oleh etnis Muslim Rohingya, pada November 2016.
Foto: Human Rights Watch
Gambar citra satelit kondisi desa-desa di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang dihuni oleh etnis Muslim Rohingya, pada November 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasarudin Umar mengatakan, harus ada langkah konkret untuk membantu korban tragedi kemanusian di Rohingya. Nasarudin mengatakan, tidak cukup hanya berdoa saja, tetapi juga harus ada bantuan realistis seperti logistik, papan dan sandang.

"Misalnya perlu selimut, mereka perlu pakaian bayi, susu untuk bayi-bayi mereka, makanan alat-alat bangunan, tenda dan sebagainnya. Di samping doa, harus ada wujud nyata. Saya tahu mereka itu sangat menderita," katanya saat ditemui di acara Konferensi Pecinta Allah 3, Gandaria City, Sabtu (19/11).

Nasarudin mengatakan, Pemerintah Indonesia seharusnya mengambil sikap untuk menekan Burma, agar kekerasan dan diskriminasi terhadap umat islam segera dihentikan. "Pemerintah Indonesia (juga) harus memberikan penekanan terhadap masyarakat internasional, bahwa di situ ada pelanggaran HAM," ujarnya.

Lebih lanjut, Nasarudin menyarankan untuk memanggil duta besar Myanmar sebagai bentuk protes terhadap perlakuan Myanmar pada umat muslim Rohingya. "Itu harus ada langkah-langkah konkret," ujarnya lagi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement