Kamis 17 Nov 2016 22:27 WIB

Siswa Amerika Ini Lakukan Aksi untuk Mempromosikan Toleransi

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Siswa di Amerika Serikat melakukan aksi mempromosikan toleransi
Foto: VOA
Siswa di Amerika Serikat melakukan aksi mempromosikan toleransi

REPUBLIKA.CO.ID, DEARBORN- - Sejak hasil pemilu AS pekan lalu, serangan verbal dan fisik terus terjadi di Amerika. Khususnya yang berkaitan dengan ras. Serangan menargetkan siswa sekolah-sekolah Amerika dan kampus-kampus.

Akibat peningkatan kejahatan rasial ini,  mahasiswa di kota-kota di seluruh Amerika Serikat berinisiatif melakukan aksi damai untuk mempromosikan persatuan dan memprotes retorika presiden terpilih AS terhadap kelompok agama dan etnis yang berbeda.

Di Washington DC, ratusan siswa SMA meninggalkan sekolah mereka dan berbaris di depan Gedung Putih. Mereka mengkritisi beberapa pernyataan Trump yang merugikan warga Amerika secara luas.

Aksi di Washington ini juga berlangsung di beberapa negara bagian AS. Seperti Los Angeles, Denver, dan Portland. Merka menyebarkan pesan cinta damai kepada seluruh warga Amerika.

"Kami adalah siwa sekolah . Tetapi kami merasa administrasi Trump akan mencoba dan memecah belah kita. Untuk itu kami memprotes dan menunjukkan kita bersatu,” ujar salah seorang peserta aksi seperti dilansir middleeasteye.net, Selasa (15/11).

Insiden kebencian berdasarkan latar belakang seseorang dilaporkan juga terjadi di bagian lain negara Amerika menyusul kemenangan Trump. Pada kampanye beberapa waktu lalu Trump  berjanji untuk melarang umat Islam memasuki Amerika Serikat. Khususnya muslim yang berasal dari daerah konflik. Namun pernyataan kontroversial Donald Trump ini telah hilang dari situs kampanyenya, Kamis (10/11).

Kendati demikian, insiden Islamofobia dilaporkan masih terus terjadi.  Di San Diego State University, seorang Muslim dirampok dan mobilnya ikut dibawa lari oleh dua laki-laki yang membuat komentar tentang Presiden terpilih Donald Trump dan komunitas Muslim. Menurut pernyataan dari polisi kampus. Tindakan tersebut merupakan serangan kejahatan rasial.

Di New York University, mahasiswa Muslim menemukan bahwa pintu masuk ke mushalla telah dirusak dengan kata "Trump!". Sementara itu, di San Jose State University, seorang wanita muslim dipaksa untuk melepaskan jilbabnya oleh seorang laki-laki. Pria tersebut menarik paksa jilbab yang dikenakan Muslimah ini hingga membuat ia tercekik. Akibatnya, korban hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement