Kamis 10 Nov 2016 14:54 WIB

Keadaban Publik Dipenuhi Sampah Informasi

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah menilai, saat ini, keadaban publik dipenuhi sampah informasi. Sampah informasi tersebut sebagian diproduksi oleh orang-orang yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu dengan cara menyebarkan informasi tidak jelas. Hal tersebut dinilai sangat berbahaya karena dapat memicu perpecahan dan mengganggu keadaban sosial.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, sampah informasi dapat membuat kehidupan sosial menjadi tidak kondusif. Sampah informasi juga berbahaya karena masyarakat Indonesia masih belum mempunyai kemampuan literasi yang sama terkait penggunaan media sosial (medsos) dan internet.

"Sampah informasi seperti fitnah, broadcast informasi yang sumbernya tidak jelas," kata Dahnil kepada Republika usai acara diskusi publik di Gedung PP Muhammadiyah, Kamis (10/11).

Dahnil mengatakan, harus ada regulasi yang terang, pihak hukum juga harus ikut mengawasi kicauan di twitter dan posting facebook. Termasuk akun anonim di medsos yang diproduksi konsultan politik harus diawasi.

Menurutnya, konsultan politik mempunyai akun-akun robot dan anonim. Akun-akun tersebut mengancam keberagaman karena mereka ini yang memproduksi sampah peradaban di dunia maya. "Jadi akun robot ini sering kali memproduksi sampah, fitnah dan segala macam," ujarnya.

Dikatakan Dahnil, bila ada yang tidak setuju dengan junjungan politik mereka, maka para akun robot dan anonim tersebut akan menyerang habis-habisan. "Sering kali mereka menyerang dengan kata-kata yang nir-nalar dan tidak beretika," ujarnya.

Dahnil menegaskan, akun-akun palsu, robot dan anonim harus ditertibkan. Kalau tidak ditertibkan, mereka akan terus memproduksi kata-kata sampah dan mengganggu keadaban sosial bangsa ini. Juga dinilai dapat menimbulkan perpecahan. Seiring kali mereka menjadi pemicu munculnya konflik sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement