Kamis 10 Nov 2016 02:31 WIB

Rumah-Rumah Mode di Inggris Kian Giat Membuat Busana Muslim

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Damanhuri Zuhri
busana muslim (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
busana muslim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Remona Aly, jurnalis dan blogger asal Inggris, mengenang betapa pada dekade 1990-an busana yang dikenakannya kerap jadi bahan ejekan orang. Kala itu, ketika usianya baru 18 tahun, Remona telah berhijab dan banyak orang melihat busananya sebagai sebuah bencana fashion.

Di Inggris kala itu tak mudah menemukan busana Muslimah atau jilbab yang modis. Alhasil, ia hanya memiliki dua potong jilbab dan semuanya berwarna hitam. Sungguh, ia merasa bosan dengan jilbab dan busana yang itu-itu saja hingga beberapa tahun kemudian ia mendapatkan jilbab bermotif. Cukup lumayan.

Namun, kini Remona benar-benar gembira. Pasar busana Muslim tak lagi sepi dan muram seperti dulu. Sebaliknya, kini ia sangat mudah menemukan busana-busana Muslim yang cantik dan modis, bahkan di negara-negara minoritas Muslim seperti Inggris. Rumah-rumah mode ternama dunia pun kini tak malu-malu lagi untuk membuat busana Muslim.

Belum lama ini misalnya, Dolce & Gabbana meluncurkan sejumlah koleksi jilbab dan abaya. Hal serupa sebelumnya juga dilakukan DKNY, Oscar de la Renta, Tommy Hilfiger, Mango, dan Monique Lhuiller.

 

Tak hanya rumah busana terkenal, Uniqlo bekerja sama dengan Mipster dan perancang busana asal Jepang, Hana Tajima, juga meluncurkan koleksi lifewear, seperti gaun santai dan hijab ikonik.

Remona, yang kini berusia 37 tahun, sungguh gembira dengan perkembangan ini. Betapa tidak, ia kini bisa tampil chic dan gaya, tapi tetap selaras dengan imannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement