Senin 07 Nov 2016 14:18 WIB

4 Manfaat Olahraga Panahan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Pengunjung mencoba menggunakan busur panah milik komunitas pecinta olahraga panahan Should Sulawesi (SS) Archer saat perkenalan olahraga tersebut di Trans Mall, Makassar, Sulawesi Selatan, jumat (19/8).
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Pengunjung mencoba menggunakan busur panah milik komunitas pecinta olahraga panahan Should Sulawesi (SS) Archer saat perkenalan olahraga tersebut di Trans Mall, Makassar, Sulawesi Selatan, jumat (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Archery Schools Program (INASP) dibentuk Devrizal Siregar pada Desember 2013. Mantan atlet panahan DKI Jakarta era 90an ini ingin memopulerkan panahan sehingga dapat dinikmati segala lapisan masyarakat. Sebagai olahraga yang dicontohkan dan dianjurkan Rasulullah SAW, Devrizal bercitacita umat Islam tak lagi memandang panahan sebagai olahraga eksklusif.

Devrizal mengungkapkan, kesan eksklusif memang masih membelit olahraga yang mengandalkan konsentrasi tinggi ini. "Seperti Sunah Rasul,  jadi seharusnya (olahraga ini) bisa dinikmati terlebih Muslim di Indonesia sangat banyak. Ini yang memotivasi saya mengembangkan olahraga panahan," katanya kepada republika.co.id, belum lama ini.

Mantan pengurus Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) ini memberanikan diri membentuk INASP, dengan menyiapkan dan menyediakan berbagai alat yang dibutuhkan untuk panahan. Dengan dana sendiri, dia menyiapkan beberapa set busur dan anak panah. Mereka yang mau berlatih panahan ataupun yang hendak mencoba terlebih dahulu tinggal datang.

"Kalau tertarik (bergabung), nanti ada biaya operasional untuk merawat dan menyediakan peralatan panahan, tetapi nominalnya tidak besar," tuturnya.

Melihat respons masyarakat yang cukup baik, Devrizal pun mulai mencoba menyosialisasikan olahraga panahan ini ke berbagai sekolah di sekitar Jabodetabek untuk dijadikan kegiatan ekstrakurikuler. Khususnya, sekolahsekolah bercorak Islam. Respons dari berbagai sekolah juga cukup baik.

"Sebab olahraga ini memang lekat dengan Islam, ada hadisnya. Walaupun banyak sekolah (Islam) tertarik, saya tidak langsung meminta mereka untuk membeli peralatan. Tetap saya coba fasilitasi awalnya," kata Devrizal.

Meski demikian, Devrizal  tak lupa menguraikan perihal manfaat panahan, baik kepada pihak sekolah maupun masyarakat yang ingin mencoba panahan. Menurut dia, ada empat manfaat dan nilai positif yang dapat diambil dari olahraga panahan.

Pertama adalah ketenangan. Dia menjelaskan, pernah ada beberapa orang tua yang datang untuk mencoba olahraga ini karena anakanak mereka tidak bisa diam atau terlalu aktif bergerak. Panahan pun dimanfaatkan sebagai terapi untuk anakanak itu. Selanjutnya, melatih fokus. Dalam panahan, dia menjelaskan selalu ada target yang harus dibidik. Hal tersebut melatih seseorang untuk membangun fokus dan konsentrasinya.

Manfaat ketiga adalah keberanian saat menganalisis arah angin hingga melepaskan anak panah. "Dia harus berani mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya," ujar Devrizal.

Terakhir adalah mengasah mental pemenang. Saat memanah, setiap orang memiliki titik target. Hal tersebut melatih mental seseorang agar selalu berupaya untuk menjadi seorang pemenang. Keempat, nilai ini ditawarkan kepada Devrizal  kepada sekolahsekolah dan masyarakat secara umum agar mereka mencoba panahan.

Devrizal menjelaskan, minat masyarakat terhadap panahan saat ini kian besar. Sampai-sampai, dia terkendala dengan minimnya jumlah pelatih atau instruktur. Dia mengaku sempat menghubungi temantemannya yang juga mantan atlet untuk melatih. Sayangnya, menurut dia, waktu mereka sangat terbatas.

Akhirnya, Devrizal menyiasati hal tersebut dengan membuat program Training for Trainer. Tujuan dari program ini adalah mencetak pelatihpelatih olahraga panahan. "Saya bikin modulnya, kemudian sebarkan infonya di Facebook. Ternyata banyak juga yang tertarik, mulai guru, anakanak muda, bahkan ada juga pengusaha," ucapnya.

Ia pun tidak memberlakukan syaratsyarat khusus untuk mereka yang ingin mengikuti program Training for Trainer. "Syaratnya, cukup mau dan punya keinginan untuk mengembangkan olahraga ini," ujarnya.

Program tersebut pun cukup diminati oleh masyarakat. Sampai saat ini sudah 60 angkatan atau lebih dari 1.200 orang yang berpartisipasi dari berbagai daerah. Dari pelatihan tersebut, menurut dia, akhirnya klubklub dan ekstrakurikuler panahan mulai merambah berbagai daerah di Indonesia. Sebab, para peserta yang mengikuti program Training for Trainer juga mengembangkan olahraga ini di daerahnya masingmasing.

"Saat ini sudah ada sekitar 150 klub dan ekstrakurikuler (panahan) tersebar di 21 provinsi di Indonesia," katanya.

Devrizal menjelaskan, INASP memang cukup berperan dan berkontribusi dalam mencari bibitbibit atlet. Hal itu terbukti dengan bergabungnya sejumlah anggota INASP ke Perpani. Ke depan, ia berharap pemerintah, melalui Perpani, dapat mendukung kegiatankegiatan INASP walaupun bentuk dukungan tersebut tidak mesti berbentuk dana atau materi. Dia mengatakan, dukungan moril sudah cukup agar INASP dapat semakin giat dalam mengembangkan dan menghasilkan bibitbibit atlet panahan masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement