REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Konferensi Menteri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) turut membahas peran perempuan dalam pembangunan. Konferensi mengusulkan agar OKI mengadopsi rencana Turki mendirikan dewan perempuan.
Dilansir dari Arab News, Ahad (6/11), pertumbuhan global dari Islamofobia, terutama pelecehan terhadap perempuan berhijab, menjadi keprihatinan Konferensi Menteri OKI. Konferensi menekankan kebutuhan untuk mengatasi diskriminasi terhadap perempuan yang mengikuti ajaran dan budaya Islam.
Pasalnya, mereka (para perempuan berhijab) kerap mendapat diskriminasi di tempat kerja, lembaga pendidikan dan media. Keprihatinan terlebih diamanatkan kepada para pengungsi perempuan, yang hidup di bawah bayang-bayang senjata dan menghambat perkembangan kehidupan mereka.
OKI memuji negara-negara yang telah menawarkan tempat penampungn untuk para imigran dan pengungsi, khususnya perempuan. Negara-negara anggota OKI diminta meluluskan peraturan perundang-undangan yang diperlukan, untuk memerangi perdagangan, penyalahgunaan dan pelecehan perempuan.
Mereka menyerukan pengembangan kebijakan dan undang-undang yang mendukung pekerjaan perempuan, dan untuk mengambil langkah-langkah untuk menghilangkan pelecehan di ruang publik. Selain itu, peraturan perundang-undangan juga bertujuan mencegah kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan.