REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain dikenal sebagai wanita yang memiliki wajah cantik, Aisyah binti Thalhah juga mampu membuktikan kecerdasan dan kedalaman ilmu yang dimilikinya. Belajar langsung dari Ummul Mukminin sekaligus istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah Radhiyallahu `Anha (RA), Aisyah menjadi salah satu perawi hadis yang dapat dipercaya. Tidak hanya itu, hadis-hadis yang diriwayatkan dari Aisyah binti Thalhah pun dijadikan hujjah atau rujukan dan sandaran argumentasi hukum.
Hal ini seperti diungkapkan pakar ilmu hadis, Imam Jarh, dan Ta'dil, yang memasukkan Aisyah binti Thalhah sebagai perawi hadis yang dapat dipercaya sehingga hadis-hadisnya dapat digunakan sebagai hujjah. ''Perawi yang tsiqah (dapat dipercaya) dari kalangan wanita adalah Aisyah binti Thalhah. Ia seorang rawi yang tsiqah dan hadisnya dapat sebagai hujjah.''
Pun dengan pujian dari Abu Zar'ah ad-Dimasyqi, yang menyebut keutamaan dan kedudukan putri dari sahabat Rasulullah SAW, Thalhah bin Ubaidilah. Menurut ulama ahli hadis itu, Aisyah adalah seorang perempuan mulia yang meriwayatkan hadis dari Ummul Mukminin, Aisyah RA. Banyak orang yang meriwayatkan hadis darinya karena kedudukan dan adab dari Aisyah binti Thalhah.
Pujian juga datang dari Imam Ibnu Katsir, yang mengutip pernyataan dari gurunya, Al Mazziy. Aisyah binti Thalhah dianggap sebagai salah satu murid perempuan Aisyah yang paling pandai. ''Tidak ada golongan perempuan yang lebih pandai dari murid-murid perempuan Aisyah Ummul Mukminin. Mereka adalah Amrah binti Abdurahman, Hafshah binti Sirin, dan Aisyah binti Thalhah.''
Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Thalhah termaktub dalam kumpulan hadis-hadis sahih Imam Muslim dengan sanadnya Thalhah bin Yahya bin Thalhah dari Aisyah binti Thalhah dari Aisyah Ummul Mukminin. ''Rasulullah SAW bersabda, 'Orang tercepat dari kalian yang menyusulku adalah orang dari kalian yang terpanjang tangannya.'
Para sahabat menjulurkan tangannya untuk mengetahui siapa yang paling panjang tangannya. Ternyata tangan yang paling panjang adalah tangan Zainab binti Jahsy, istri Rasulullah SAW. Sebab, ia selalu bekerja dengan tangannya dan banyak memberi sedekah."
Selain itu, riwayat hadis lain yang dikeluarkan Abu Dawud dengan sanadnya dari al-Minhal bin Amr dari Aisyah binti Thalhah dari Ummul Mukminin Aisyah RA berkata, ''Saya tidak melihat orang yang paling banyak kemiripan tingkah, sikap, dan kebaikan hati seperti Rasulullah SAW, melebihi Fathimah. Ketika Fathimah datang menemui Rasulullah SAW, beliau meraih tangannya lalu menciumnya dan mendudukkannya di tempat duduknya.''
Aisyah binti Thalhah termasuk golongan tabiin. Dia sering mengambil atau mendapatkan hadis-hadis sahih dari Aisyah RA. Hubungan Aisyah binti Thalhah dengan Ummul Mukminin, Aisyah RA, memang bukan sekadar hubungan guru dan murid, melainkan bibi dan keponakan. Aisyah binti Thalhah merupakan cucu dari Abu Bakar RA dan anak dari Ummu Kultsum binti Abu Bakar, saudara perempuan dari Aisyah RA.
Ummu Kultsum lahir dari rahim Habibah bin Kharijah al-Anshariyyah sesaat setelah Abu Bakar Radhiyallahu `Anhu meninggal dunia. Alhasil, bibi dari Aisyah binti Thalhah adalah Aisyah binti Abu Bakar dan Asma binti Abu Bakar. Dari keluarga yang mulia inilah, Aisyah binti Thalhah lahir, dibesarkan, dan dididik, terutama oleh Aisyah RA. Dari Aisyah RA, Aisyah binti Thalhah dapat menyerap ilmu hadis, fikih, dan adab.
Atas saran dari Aisyah RA, Aisyah binti Thalhah menikah dengan saudara sepupunya, Abdullah bin Abdur-Rahman bin Abu Bakar ash-Shiddiq. Dari pernikahan ini, Aisyah dikaruniai lima orang anak. Mereka adalah Imran, Abdur-Rahman, Abu Bakar, Thalhah dan Nafisah. Putra Aisyah, Thalhah bin Abdullah, dikenal sebagai sosok dermawan dan tokoh terpandang di kalangan kaum Quraisy. Persis seperti sang kakek, Thalhah bin Ubaidilah.
Aisyah binti Thalhah dikenal sebagai perempuan mulia yang dapat dipercaya. Hal ini tidak terlepas dari perilaku sehari-harinya, yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk beribadah dan berzikir. Tidak hanya itu, Aisyah juga disebut paling mirip dengan Aisyah RA dalam hal ilmu dan adabnya. Dia mampu mengutip ilmu, adab, dan ilmu lainnya dari Ummul Mukminin, Aisyah RA. Sehingga, Aisyah binti Thalhah dianggap sebagai salah satu tabiin perempuan terbaik yang menjadi perawi hadis.
Banyak tokoh tabiin dan ulama yang meriwayatkan hadis dan belajar dari Aisyah binti Thalhah. Mereka antara lain, anaknya sendiri, Thalhah bin Abdullah, keponakannya, Thalhah bin Yahya, Muawiyah bin Ishaq. Selain itu, ada tokoh seperti Minhal bin Amr, Fudhail bin Amr al-Faqimi, Hubaib bin Abu Amrah, Atha' bin Abi Rabah, dan Umar bin Said.
Terkait kecantikan wajah yang dimiliki Aisyah binti Thalhah, Abu Hurairah pernah berkata, ''Saya tidak melihat seorang pun yang lebih cantik (indah) dari Aisyah binti Thalhah, kecuali Muawiyah saat berada di atas mimbar Rasulullah SAW''. Pujian senada juga pernah diungkapkan Anas bin Malik.
Aisyah menjadi salah satu wanita yang langka pada zamannya. Tidak hanya diberkahi wajah cantik dan harta yang melimpah, tetapi juga mampu mengisi hidupnya dengan ketaatan beribadah dan menuntut ilmu agama. Aisyah meninggal dunia pada 101 Hijriyah.