REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, membutuhkan 472 rumah untuk mengganti tempat tinggal warga yang menjadi korban banjir bandang luapan Sungai Cimanuk, Garut, 20 September 2016.
"Masih banyak, 472 rumah yang dibutuhkan," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman usai menghadiri peletakkan batu pertama pembangunan rumah bantuan dari Rumah Zakat di Kampung Pananggungan, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Rabu Kemarin.
Dia menuturkan, kebutuhan rumah bagi korban banjir Garut itu diluar pembangunan dua rumah susun bantuan dari pemerintah pusat. "Kita dapat bantuan rumah susun dari pusat, diluar itu butuh rumah tapak untuk warga yang kehilangan rumah," katanya.
Helmi menambahkan, jumlah rumah yang dibutuhkan itu mendapatkan bantuan dari pihak donatur secara pribadi maupun lembaga. Tercatat, kata dia, sudah ada 121 rumah bantuan dari 10 pihak, termasuk bantuan dari Rumah Zakat sebanyak 10 rumah.
"Sampai sekarang sudah ada bantuan 121 rumah, dari kabupaten rencananya akan menganggarkan Rp3 miliar sampai Rp5 miliar untuk rumah tapak," katanya.
Ia menegaskan pengadaan rumah itu dikhususkan bagi warga yang memiliki rumah, kemudian rusak diterjang banjir.
Sedangkan warga yang sebelumnya hanya menyewa rumah, kata dia, tidak mendapatkan bantuan rumah tersebut.
"Rumah yang kita bangun di sini diperuntukan bagi masyarakat yang sebelumnya punya rumah kemudian hilang, yang tidak punya rumah, ditempatkan di rumah susun sewa," katanya.