REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pulau Lombok di Provinsi NTB bertekad mengulang kesuksesan dalam ajang Kompetisi Wisata Halal Dunia. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lalu Muhammad Faozal menargetkan, 100 ribu vote untuk tahap pertama yang ditutup pada 6 November mendatang.
Beragam cara, dia katakan, terus digencarkan untuk mengajak masyarakat NTB ikut berpartisipasi dalam memenangkan tiga nominasi yakni World’s Best Halal Beach Resort - Novotel Lombok Resort & Villas, Lombok, World’s Best Halal Tourism Website, dan World’s Best Halal Honeymoon Destination – Sembalun Village Region, Lombok. "Sedang kita kampanye di sekolah-sekolah, ke semua SKPD," katanya kepada Republika di Mataram, Selasa (1/11).
Selain sekolah dan SKPD, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada sejumlah pondok pesantren seperti Ponpes NW di Pancor, Nurul Haramain di Narmada, hingga Nurul Hakim di Kediri. Hingga saat ini, vote untuk ketiga kategori asal Lombok tersebut sudah menyentuh angka 50 ribu.
Selain meminta dukungan kepada sekolah, ponpes, hingga SKPD, Disbudpar NTB juga disokong Komunikasi Gerakan Pesona Indonesia (Genpi) bersama sejumlah mahasiswa Poltekpar untuk berkeliling mengkampanyekan dukungan bagi tiga nominasi tersebut.
Kompetisi wisata halal dunia sudah mulai mengumpulkan suara melalui polling di website resmi http:bit.ly/VOTEindonesia. Saatnya, bergerak bersama untuk memenangkan 12 kategori, dari 16 nominator yang diperlombakan di ajang World Halal Tourism Awards (WHTA) 2016. Setelah melalui proses diskusi yang alot dengan dewan juri di England, maka ada 12 wakil Indonesia yang ikut pemungutan suara.
Masa voting tahun ini juga akan melewati 2 tahap, dari semua nominator akan memasukan tahap pertama hingga 6 November mendatang, selanjutnya pada tahap kedua akan ada dipilih 5 nominator sekaligus menjadi finalis berikutnya untuk memasuki masa voting hingga 25 November. ”Cara vote, klik "http:bit.ly/VOTEindonesia, lalu isi biodata singkat, satu email dan kemudian ikuti daftar pertanyaan yang pilihan jawabannya ada di bawahnya," ujar dia.