Selasa 01 Nov 2016 14:31 WIB

Rumah Zakat Bantu 70 Rumah Korban Banjir Garut

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah Zakat membantu korban banjir Garut.
Foto: RZ
Rumah Zakat membantu korban banjir Garut.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Rumah zakat (RZ) terus berupaya membantu meringankan beban korban banjir bandang Garut, Jawa Barat. Sebanyak 70 rumah akan dibangun untuk korban banjir.

Direktur Utama RZ, Nur Efendi menjelaskan, mereka yang dibantu merupakan warga yang rumahnya tepat berada di pinggir sungai. Hal tersebut juga karena pemerintah sudah melarang untuk kembali membangun rumah di pinggir sungai.

“Jadi itu kurang lebih ada 70 KK yang akan nanti dibantu,” ujar Nur kepada Republika.co.id, Selasa (1/11).

Bantuan rumah ini, kata Nur sangat dibutuhkan dengan cepat oleh korban banjir yang rumahnya rusak. Sebab, janji dari pemerintah untuk membangunkan Rusunawa juga belum ada kepastian waktu pembangunannya.

Sementara, kata Nur, warga harus segera memiliki tempat tinggal yang nyaman sehingga mereka senang dalam melakukan aktifitas. Termasuk mereka lebih tenang dalam mencari nafkah.

“Rumahnya di daerah Penanggungan, kurang lebih dekat terminal, gak jauh dari rumah sebelumnya tapi aman dari banjir,” kata Nur.

Nur beralasan bantuan pembangunan rumah didirikan tak jauh dari lokasi semula. Menurutnya, dengan lokasi yang tidak jaug dari lokasi sebelumnya tidak akan mempengaruhi pekerjaan mereka. Sebab, mereka yang dibantu mayoritas bekerja di terminal.

“Ini sinergi, Pemkab menyediakan lahan, kita bangun,” kata dia.

Nur mengatakan, luas setiap rumah yang akan dibangun yaitu 36 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi dengan total 700 rumah. Satu rumah diperkirakan mengabiskan anggaran Rp 70 juta.

RZ, lanjutnya, akan terus menggandeng pihak laih agar pembangunan sesuai dengan harapan dan cepat. Rencananya peletakan batu pertama akan dilaksanakan Rabu (2/11) yang akan dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Garut, RZ dan warga yang mendapatkan bantuan.

“Gak sampai berapa tahun, enam bulan selesai kalau lama-lama kasian mereka, gak tentu, gak ada kepastian tempat tinggal,” kata Nur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement