REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Departemen Keuangan dan Ekonomi Syariah Bank Indonesia Anwar Basori mengatakan, Bank Indonesia sedang merumuskan model kurikulum yang tepat untuk mengenalkan ekonomi syariah kepada para santri di pesantren. Model kurikulum ini nantinya diharapkan dapat menumbuhkan jiwa enterpreneur dan juga membentuk kemandirian di kalangan para santri.
Menurut Anwar, model kurikulum ini tidak akan menyentuh pendidikan agama yang selama ini menjadi bahan ajar utama di pesantren namun lebih menyentuh kepada unit usahanya. Apalagi, orang-orang yang mengelola unit usaha harus memahami ekonomi syariah sehingga perlu ada pengenalan mengenai ekonomi syariah di pesantren sehingga ke depan para santri bisa mengelola bisnis secara mandiri.
Anwar mencontohkan, di Pesantren Nurul Iman seluruh santrinya yang berjumlah sekitar 15 ribu orang sudah bisa mengelola bisnisnya secara mandiri. "Nurul Iman ini menjadi salah satu pesantren yang dimintai masukan untuk merumuskan model bisnis seperti apa yang bisa diterapkan di pesantren. Jadi saat ini kami sedang mengambil beberapa sampel dulu dan mendiskusikannya," kata Anwar, Sabtu (29/10)
Rencana ini masuk ke dalam blueprint Bank Indonesia yang akan segera dibuat. Ditargetkan pada awal 2017 model bisnis dan kurikulum mengenai ekonomi syariah untuk pesantren bisa diluncurkan. Anwar optimistis dengan adanya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), maka dapat mempercepat literasi keuangan di pesantren dan akan sejalan dengan roadmap yang dibuat oleh Bank Indonesia.