Selasa 25 Oct 2016 19:57 WIB

BHR Kota Bandung Latih Hisab dan Rukyat Guru Madrasah

Tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kementerian Agama  melakukan rukyatul hilal
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/ed/ama/13
Tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kementerian Agama melakukan rukyatul hilal

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kota Bandung menyelenggarakan Pelatihan Hisab Rukyat Bagi Guru Fiqih Tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Se-Kota Bandung, Selasa (25/10) di Hotel Lingga Jl. Soekarno Hatta Bandung. Kegiatan dibuka oleh Kepala Kemenag Dr H Yusuf MPd didampingi oleh Ketua BHR Kota Bandung KH Maftuh Kholil, Kasi Bimas Islam Drs H Mimin Sutisna MPdI, dan Kepala Penyelenggara Syariah H Ruli Mulyana SH.

Ketua pelaksana kegiatan Drs H Toto Supriyanto MAg mengatakan, tujuan pelatihan tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan ilmu hisab dan rukyat bagi guru fiqih tingkat madrasah tsanawiyah dan aliyah sehingga kemudian mereka akan mampu menyampaikannya secara lebih sederhana dan mudah dicerna oleh para peserta didiknya.

Pelatihan terbagi kedalam dua gelombang, untuk gelombang pertama Selasa (25/10) untuk guru MTs sedang gelombang kedua Rabu (26/10) untuk guru MA. Selanjutnya pada Kamis (27/10) sesuai dengan rencana diadakan training for trainer (ToT) hisab dan rukyat untuk seluruh pengurus BHR Kota Bandung.

Kepala Kemenag Yusuf menyambut pelaksanaan pelatihan ini. Dia berharap, ke depannya pelatihan yang sama juga dapat dilaksanakan oleh seluruh Guru Fiqih di tingkat MTs dan MA di kota Bandung serta Guru Mata Pelajaran PAI di sekolah umum.

Dia menilai, pelatihan ini sangat penting diberikan kepada para guru karena memiliki banyak manfaat. Di antaranya manfaat edukatif-informatif. "Artinya, guru-guru Fiqih di MTs dan MA akan mendapatkan informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan hisab dan rukyat, untuk kemudian informasi dapat tersebut diteruskan kepada peserta didik dalam proses pendidikan di sekolah masing-masing," ujarnya.

Kedua, manfaat lonsultatif, dimana guru-guru di madrasah dapat mengkomunikasikan hal-hal yang sering ditemukan berkaitan dengan hisab rukyat. Hal yang sederhana misalnya mengenai bagaimana jika bermaksud melakkan kalibrasi arah kiblat di musholla atau masjid sekolah masing-masing. Silakan bisa dikonsultasikan dalam moment ini.

Dan ketiga adalah manfaat nilai advokatif. "Dan kami rasa, ini adalah buah yang diharapkan dari acara pelatihan ini. Maksudnya, bapak dan ibu guru, setelah mengikuti acara ini, memiliki kewajiban untuk mengawal dan memastikan, apakah arah kiblat di mushalla atau masjid lingkungan sekolah atau tempat tinggal kita sudah benar-benar ke arah seharusnya," ujarnya.

KH Maftuh Kholil mengatakan, dengan dilaksanakannya pelatihan ini diharapkan para dapat menjadi jembatan untuk mensosiliasasikan berbagai kajian dan persoalan hisab dan rukyat di masyarakat. Seringnya terjadi perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha dan hari-hari besar umat Islam lainnya, kata dia, tentunya tidak saja harus diterima dengan arif tetapi juga dapat dijelaskan secara keilmuan dan syariatnya sehingga masyarakat akan tenang, tentram, dan tumaninah menjalankan syariat agamanya.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement