Selasa 25 Oct 2016 17:52 WIB

Begini Standar Wisata Halal untuk Masyarakat Muslim

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populasi masyarakat Muslim di dunia mencapai 1,6 miliar jiwa. Sekitar 40 tahun ke depan diperkirakan akan meningkat sebanyak 73 persen, dari  1,6 miliar jiwa menjadi 2,8 miliar jiwa pada 2050.

Indonesia yang populasi masyarakat Muslimnya terbesar di dunia disarakan dapat menangkap peluang tersebut. Maka perlu membuat wisata halal yang berkelas agar menjadi destinasi masyarakat Muslim dunia.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Riyanto Sofyan mengatakan, di objek wisata halal, makanan yang dijual halus terjamin kehalalannya. Untuk lebih meyakinkan konsumen, makanannya pun harus sudah terserifikasi MUI.

"Toiletnya juga harus bersahabat dengan gaya hidup masyarakat Muslim," kata Riyanto kepada Republika.co.id usai acara diskusi Generasi Muslim Muda Mengubah Dunia di Kantor Ogilvy Noor Jakarta, Selasa (25/10).

Ia menerangkan, misalnya di toilet harus ada air untuk bersuci (wudhu). Jangan sampai di toilet hanya menyediakan tisu. Selain itu, di lokasi objek wisata harus ada Mushala atau masjid, menyediakan sajadah, memberi petunjuk arah kiblat dan informasi waktu shalat.

Intinya, Riyanto mengatakan sarana dan prasaranan yang ada di objek wisata halal harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat Muslim. Selain itu memberikan mereka kemudahan untuk beribadah. Masyarakat Muslim juga membutuhkan pelayanan yang bagus.

Riyanto mengatakan pihaknya saat ini sedang fokus mengembangkan objek wisata halal di Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jakarta dan Lombok. Lima daerah tersebut akan menjadi destinasi andalan wisata halal. "Saat ini sedang proses menuju ke sana," katanya.

Menurutnya, Indonesia sebenarnya sangat mudah untuk dijadikan wisata halal. Sebab, gaya hidup halal seharusnya merupakan hal yang biasa di Indonesia. Mengingat penduduk Muslim Indonesia populasinya terbanyak di dunia. "Masalahnya hanya kemasannya harus dipoles dengan sertifikasi, training dan promosi," ujarnya.

Wakil Presiden Ogilvy Noor yang bergerak di bidang Konsultan Branding Muslim, Shelina Janmohamed mengatakan, gaya hidup Muslim telah menjangkau berbagai sektor mulai dari kuliner, perbankan, pariwisata dan layanan kesehatan. Masyarakat Muslim juga menjadi salah satu penggerak ekonomi terkuat di abad ke-21. "Generasi muda Muslim masa kini cenderung selektif dalam memilih produk yang akan dikonsumsi," kata Shelina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement