Ahad 23 Oct 2016 21:23 WIB

Busana Muslim Diprediksi Jadi Arus Utama Mode

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Model mengenakan pakaian dari rancangan desainer Ria Miranda pada Jakarta Fashion Week 2017 di Senayan City, Jakarta, Sabtu (22/10).
Foto: Antara
Model mengenakan pakaian dari rancangan desainer Ria Miranda pada Jakarta Fashion Week 2017 di Senayan City, Jakarta, Sabtu (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pelarangan Prancis atas penggunaan burkini justru memicu peningkatan penjualan pakaian Muslim. Busana Muslim atau yang umum dikenal modest fashion pun diprediksi akan jadi arus utama.

Pendiri Modanisa Turki, Kerim Ture, mengatakan penjualan Modanisa naik 20-25 persen. Bahkan penjualan Modanisa di Prancis meningkat 30-35 persen. ''Saat orang-orang bicara soal burkini, mereka justru membelinya,'' kata dia dalam Global Islamic Economic Summit seperti dikutip Reuters beberapa waktu lalu.

Perusahaan mode kelas dunia sekaliber Dolce & Gabbana bahkan meluncurkan abaya dan hijab awal tahun ini dan mendapat sambutan bagus di pasar ritel turki. ''Isu tentang modest fashion, positif atau negatif, memicu pertumbuhan industri,'' kata Ture.

Ture menyatakan Instagram masih jadi kanal promosi utama Modanisa dengan 509 ribu pengikut, meskipun laman Facebook mereka pun tak kurang diikuti oleh dua juta orang. ''Instagram lebih efektif dibanding Facebook, meski kami juga segera menggunakan Snapchat untuk melihat respons pasar. Media sosial sangat memicu perkembangan industri ini,'' kata dia.

Ture mengakui, di awal, Facebook menjadi pembuka pintu bisnis Modanisa. Namun, biaya di Facebook terus meningkat. Maka Modanisa tentu harus mencari kanal lain yang lebih efektif bagi konsumennya.

''Saat ini, konsumen kami bisa dibilang organik. Mereka hanya tinggal mengetik Modanisa dan orang akan mengingatnya. Kami pun tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk meraih pasar yang sama,'' tutur Ture.

Menurut pendiri SohaMT Collection, Soha Mohamed Taha, media sosial adalah kanal tepat memasarkan ide dan produk modest fashion bagi para pebisnis pemula. Selain Instagram, media sosial Snapchat kini juga tak bisa diabaikan.

''Snapchat tumbuh dengan cepat. Orang-orang banyak menyukainya karena ini sangat spontan,'' kata Taha.

Tak seperti Instagram dimana orang-orang hanya bisa menaruh gambar dan sedikit keterangan, Snapchat memungkinkan penggunanya untuk membagi video dengan mudah, melacak seberapa banyak orang melihat video itu dan sangat interaktif.

Namun, Taha masih merekomendasikan penggunaan Instagram untuk para pengusaha mode pemula. Karena di sana mereka bisa mencari basis pengikut.

''Saat orang melihat apa yang saya pakai dan model itu mudah divariasikan dengan gaya berbeda, mereka akan cenderung membeli produk ini. Pesan visual sangat memengaruhi,'' ungkap Taha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement