Sabtu 22 Oct 2016 11:20 WIB

Menag Apresiasi Muktamar Islah Perti dan Tarbiyah Islamiyah

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ormas Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Tarbiyah Islamiyah menggelar muktamar islah. Setelah terpecah selama 50 tahun, kedua ormas ini bersatu untuk menggelar muktamar bersama yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (21/10) malam.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengepresiasi bersatunya kembali ormas yang didirikan 5 Mei 1928 oleh ulama besar Syekh Sulaiman Rusuli. Menag berharap, islah ini bisa menjadi momentum bersama untuk terus dan lebih berkontribusi bagi pembangunan bangsa.

"Saya merasa bersyukur yang tak terhingga, setelah berjalan 50 an tahun, Tarbiyah Islamiyah dan Perti bisa melakukan munas dan muktamar bersama-sama," kata Lukman saat memberikan sambutan pada pembukaan Munas dan Muktamar Tarbiyah Islamiyah dan Perti.

Menurutnya, islah ini sudah lama ditunggu oleh keluarga besar Tarbiyah dan umat Islam. Tarbiyah Islamiyah dan Perti adalah ormas keagamaan yang cukup besar.

Mengutip tulisan KH Saifuddin Zuhri saat mengenang wafatnya KH Sirojuddin Abbas, Menag mengatakan, "Umat Islam secara organisatoris bisa saja terpisah.Tetapi rohaniah, semangat, dan cita-cita tetaplah satu, di manapun dan kapanpun."

Diakui Menag, kontribusi umat dan ormas Islam seperti Perti sangat banyak dalam membangun bangsa Indonesia. Tidak hanya di bidang dakwah dan kegiatan sosial, kontribusi Perti dan Tarbiyah Islamiyah juga besar dalam pengembangan keummatan, terutama bidang pendidikan. “Sesuai namanya, jantung perjuangan Perti dan Tarbiyah Islamiyah adalah pendidikan,” ujarnya.

Lukman menilai, Indonesia sangat diuntungkan dengan keberadaan ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Perti, dan lainnya. Sebab, kontribusai ormas dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kehidupan keagamaan, dan kerukunan terbukti sangat besar. "Kita tahu, pendidikan yang disebarkan adalah Islam yang washatiyah, tawazzun, tasamuh, dan tidak ekstrim," kata Lukman.

"Inilah ciri kebersialaman di Indonesia, dan itu telah ditunjukkan oleh Perti dan Tarbiyah Islamiyah. Mari tetap kita jaga. Saya sangat mengapresiasi acara ini, dan terimakasih kepada semua anggota Tarbiyah Islamiyah dan Perti yang telah berkontribusi kepada bangsa Indonesia," tandasnya.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement