Jumat 21 Oct 2016 18:26 WIB

Gerakan Santri Kuliah Siapkan Santri Miliki Daya Saing

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Wisuda  Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta
Foto: Istimewa
Wisuda Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melihat persaingan global terbuka, Nahdlatur Ulama (NU) meluncurkan Gerakan Santri Kuliah (GSK). Gerakan ini diharapkan jadi titik tolak untuk melahirkan para santri yang memiliki daya saing.

Sekretaris Jenderal Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU) Lukmanul Hakim, mengatakan, perguruan tinggi NU memiliki ruang besar.

Santri yang juga bersekolah di madrasah dari tingkat madrasah ibtidaiyah hingga madrasah aliyah banyak yang menghadapi kondisi yang membuat mereka tidak melanjutkan pedidikan ke bangku kuliah setelah lulus MA.

Lukmanul Hakim menyebut, angka partisipsi kasar (APK) kuliah masyarakat Indonesia hanya 30 persen. Dengan demikian, 70 persen lulusan SMA atau MA tidak kuliah. Masih banyak generasi muda yang belum mengenyam pendidikan tinggi.

''LPT NU tidak ingin diam. Sebagai tanggung jawan atas amanah untuk menangani kualitas perguruan tinggi di lingkungan NU, kami meluncurkan GSK. Maka kelak tidak ada alasan santri tidak bisa kuliah karena kurang biaya,'' ungkap Lumanul Hakim di Sekolah Tinggi Agama Islam NU Jakarta, Jumat (21/10).

PBNU sendiri memiliki program beasiswa dengan mekanisme seleksi. Selain itu, NU juga memiliki perguruan tinggi NU seperti sekolah tinggi NU, Universitas NU, serta universitas  di bawah yayasan dan pesantren NU.

Perguruan tinggi NU tak hanya memberi pembekalan ilmu agama, tapi juga ilmu umum. Semua lembaga siap mengkader agar SDM yang dilahirkam memiliki berdaya saing. ''Pada 2015 MEA terbuka. Persaingan kita tidak lagi hanya internal tapi juga skala Asean. LPT NU bercita-cita bisa membuat 1.000 santri berkuliah. Kita harus jadi pemimpin,'' kata Lukmanul.

Muslim telah lama dipinggirkan di zaman Orba. Dengan tekad yang sungguh, NU berharap akan lahir para tokoh besar lagi dari kalangan santri. Sebab, santri adalah pemegang mandat masa depan bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement